tag:blogger.com,1999:blog-369232112024-03-09T04:11:22.885+07:00SALAMSMADA(Silaturahim Muslim Alumni Smada)Alhamdulillah...blog salamsmada akhirnya mampu berwajah baru pula. Wajah baru,semangat baru, dan kontribusi baru bagi ummat. Bagi rekan2 yang ingin menulis di blog ini langsung kirim saja file-nya ke salamsmada@yahoo.com dengan title "upload". Yuk...segera dakwah bil qolam...dengan pena menuju cahaya...salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.comBlogger56125tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-72055703279843802712008-11-26T08:15:00.001+07:002008-11-26T08:20:04.351+07:00Sumber Daya Air, Teknokrat & Kebijakan …..Saya membaca sebuah artikel di<a href="http://www.kompas.com/" target="_blank">http://www.kompas.com...</a> “edisi” Kamis, 20 November 2008<br />yang berjudul Kapan Air Tak Lagi Meluap...?<br />Artikel tersebut diawali dengan lagu ciptaan Mbah Gesang Martohartono (90) yang berjudul Bengawan Solo,seperti cuplikan Pada Paragraf2 berikut:<br /> “Lagu yang yang diciptakan tahun 1940 itu telah mendeskripsikan polah Bengawan Solo yang sangat dipengaruhi musim: banjir pada musim hujan dan surut pada musim kemarau. Bagi Gesang, banjir Bengawan Solo adalah pengalaman pribadinya. Pada pertengahan Maret 1966, rumahnya di Solo dilanda banjir akibat meluapnya Bengawan Solo, yang juga menenggelamkan sekitar tiga per empat kota itu.”<br /><br />KOMPLEKS BUNG!!!!<br />Berikut cuplikan sebuah paragraph pada artikel yang sama: Data dari Departemen Kehutanan menyebutkan, DAS Bengawan Solo hanya memiliki hutan 19 persen dari sedikitnya 30 persen yang dibutuhkan. Tekanan pertumbuhan penduduk yang berdampak pada perubahan fungsi lahan merupakan penyebab utama. Sebagian besar kawasan DAS di Jawa berubah menjadi permukiman, kawasan industri, dan pertanian.<br />Dan pada akhirnya, secara substansial, artikel tersebut membahas KOMPLEKSITAS PENGELOLAAN DAS (Daerah Aliran Sungai) BENGAWAN SOLO, di mana daerah DAS yang semestinya terdapat lahan Hutan yang berkecukupan justru “dikonversi” menjadi Lahan Pertanian oleh warga setempat!!! di daerah bantaran Sungai (yang kata dosen GeologiQ adalah Hak Asasi Sungai!!!!) banyak “ditumbuhi” pemukiman warga, dan celakanya muncul statement/apologi dari warga tersebut –yang katanya mayoritas adalah relative ga mampu- yang berbunyi : Melarang orang miskin memanfaatkan bantaran sungai berarti mengancam perut ribuan orang miskin,", begitulah kata Abdul Mukhid (45), Kepala Desa Pelangwot, Kecamatan Laren, Lamongan.<br /><br />KATA PAK PROFESOR……….<br />Saya jadi teringat pernyataan seorang dosen (mungkin malah bisa disebut “DEWAnya”) bidang Hidrologi di kampus saya, Prof Sri Harto Br (ex Dekan FT UGM), Beliau mengatakan hal yang lebih kurang SAMA dengan isi cuplikan artikel di atas, tentang masalah yang dihadapi Teknokrat di lapangan bukan semata itung2an angka doangk (yang kata Beliau gampang, tapi kata saya ya tetep susah ^_^), tapi yang lebih susah ya itu tadi: kendala2 Sosial & Law Enforcement…………..<br /><br />KONKLUSI<br />Well, akhir kata, saya jadi lebih yakin bahwa ke depannya, yang dihadapi seorang Teknokrat/Engineer tuh KOMPLEKS banget, mulai dari Planning, Calculating, sampai dengan Decision Making, dan tentu saja Responsibiliting (ntah nulisnya bener pa ga, maksudnya Pertanggungjawaban) ……….<br /><br />Friski Cahya Nugraha<br />Pengamat&Pembelajar Masalah Air,<br />Mahasiswa Aktif di Jur Teknik Sipil & Lingkungan<br />Fak Teknik, Univ Gadjah Madasalamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-77957981557317114772008-11-14T15:29:00.001+07:002008-11-14T15:31:42.047+07:00Surat Cinta Dari Manusia-Manusia Yang Malamnya Penuh CintaWahai orang-orang yang terpejam matanya, perkenankanlah kami<br />manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Seperti<br />halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga<br />terakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahasiaNya yang<br />penuh pesona. Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari<br />berharap intan dan mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah.<br />sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara dari surga.<br /><br />Wahai orang-orang yang terlelap, sungguh nikmat malam-malammu,<br />gelapnya yang pekat membuat matamu tak mampu melihat energi cahaya<br />yang tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut<br />tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat<br />dirimu terlena, menikmati tidurmu diatas pembaringan yang empuk,<br />bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik<br />selimutmu yang demikian hangatnya.<br /><br />Wahai orang-orang yang terlena, ketahuilah, kami tidak seperti dirimu!<br />Yang setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak terkira.<br />Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak<br />sepeti dirimu!! kami adalah para perindu kamar di surga. Tak pernahkah<br />kau dengar Sang Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda: "sesungguhnya di<br />surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi<br />dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi<br />makan orang-orang yang memerlukan, menyebarkan salam serta mendirikan<br />sholat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam." itulah sebuah<br />kamar yang menakjubkan bagi kami dan orang-orang yang mendirikan<br />sholat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.<br /><br />Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta, kau pasti pernah<br />mendengar namaku disebut. Aku Abu Khurairah , Periwayat Hadits.<br />Kerinduanku akan sepertiga malam adalah hal yang tidak terperi.<br />penghujung malam adalah kenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau?<br />kenikmatan itu tidak serat merta kukecap sendiri, ku bagi<br />malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. Satu untukku, satu<br />untuk istriku tercinta dan satu lagi untuk pelayan yang aku kasihi.<br />Jika salah satu dari kami telah selesai mendirikan sholat, maka kami<br />bersegera membangunkan yang lain untuk menikmati bagiannya.<br />Subhanallah, tak tergerakkah dirimu? pedulikah kau pada keluargamu?<br />adakah kebaikan yang kau inginkan dari mereka? sekedar untuk<br />membangunkan orang-orang yang paling dekat denganmu, keluargamu?<br /><br />Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. sejarah mencatatku<br />sebagai sang Penakluk Kesombongan pasukan salib, suatu kali seorang<br />ulama tersohor Ibnu Katsir mengomentari diriku, katanya, "Nuruddin itu<br />kecanduan sholat malam, banyak berpuasa dan berjihad dengan akidah<br />yang benar. "Kemenangan demi kemenangan aku raih bersama pasukanku.<br />Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuah perbincangan seru. Kata<br />mereka, "Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan karena pasukannya yang<br />banyak. Tetapi lebih karena dia mempunyai rahasia bersama Tuhan". Aku<br />tersenyum, mereka memang benar, kemenangan yang kuraih adalah karena<br />do'a dan sholat-sholat malamku yang penuh kekhusyu'an. Tahukah kau<br />dengan orang yang selalu setia mendampingiku? Dialah Istriku tercinta,<br />Khotum binti Atabik. Dia adalah istri sholehah di mataku, terlebih di<br />mata Allah, malam-malam kami adalah malam penuh kemesraan dalam<br />bingkai Tuhan.<br /><br />Gemersikan dedaunan dan desahan angin seakan menjadi pernak-pernik<br />kami saat mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami yang<br />panjang. Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat<br />belahan jiwaku itu tampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang<br />membuatnya resah. Ya Allah, ternyata dia tertidur, tidak bangun pada<br />malam itu, sehingga kehilangan kesempatan untuk beribadah.<br />Astaghfirullah, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segera setelah<br />peristiwa itu kubayar saja penyesalanku dengan mengangkat seorang<br />pegawai khusus untuknya, pegawai yang kuperintahkan untuk menabuh<br />genderang agar kami terbangun di sepertiga malamnya.<br /><br />Wahai orang-orang yang terbuai, kau pasti mengenalku dalam kisah<br />pembebasan Al-Aqso, rumah Allah yang diberkati. Akulah pengukir tinta<br />emas itu, seorang Panglima Perang, sholahuddin Al-Ayyubi, orang-orang<br />yang hidup di zamanku mengenalku tak lebih dari seorang panglima yang<br />selalu menjaga sholat berjamaah. Kesenanganku adalah mendengarkan<br />bacaan Al-Quran yang indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang<br />paling kutunggu. saat-saat dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku,<br />sedangkan siang hariku adalah perjuangan-perjuang an nyata.<br /><br />Wahai orang-orang yang masih terlelap, Pernahkah kau mendengar<br />penaklukan Konstantinopel? Akulah orang di balik penaklukan itu,<br />Sultan Muhammad Al Fatih. Aku sangat lihai dalam memimpin bala<br />tentaraku, namun tahukah kau bahwa sehari sebelum penaklukan itu, aku<br />telah memerintahkan kepada para pasukanku untuk berpuasa pada siang<br />hari dan pada saat malam tiba kami melaksanakan sholat malam dan<br />munajat penuh pertolongan padaNya, jika Allah memberikan kematian<br />kepada kami pada siang hari di saat kami berjuang, maka kesyahidan,<br />itulah harapan kami terbesar. Biarlah siang hari kami berada di ujung<br />kematian, namun sebelum itu di ujung malamnya Allah temukan kami<br />berada dalam kehidupan, kehidupan dengan menghidupkan malam kami.<br /><br />Wahai orang-orang yang tergoda, begitu kuatkah syetan mengikat tengkuk<br />lehermu saat kau tidur? ya sangat kuat, tiga ikatan kuat di tengkuk<br />lehermu, dia lalu menepuk setiap ikatan sambil berkata "Hai manusia<br />sadarlah, engkau masih punya malam panjang, maka tidurlah!!" "Hei<br />sadarlah, sadarlah jangan kau dengarkan dia, itu tipu muslihatnya,<br />syetan itu berbohong kepadamu, maka bangunlah! bangkitlah kerahkan<br />kekutaanmu untuk menangkal godaannya. Sebutlah nama Allah, maka akan<br />lepas ikatan yang pertama, kemudian berwudhulah maka akan lepas ikatan<br />yang kedua, dan terakhir sholatlah, sholat seperti kami maka akan<br />lepaslah semua ikatan-ikatan itu.<br /><br />Wahai orang-orang yang masih terlena, masihkah kau menikmati<br />malam-malammu dengan kepulasan? masihkah? adakah tergerak hatimu untuk<br />bangkit, bersegera mendekat kepadaNya, memohon ampunanNya walaupun<br />hanya dengan dua rakaat? tidakkah kau tahu, bahwa Dia berkata. "Akulah<br />Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa<br />yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni," Dia terus berkata<br />demikian hingga fajar merekah.<br /><br />Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia, bagi kami manusia-manusia<br />malam, dunia ini sungguh tak ada artinya. Malamlah yang memberi kami<br />kehidupan sesungguhnya, sebab malam bagi kami adalah malam-malam yang<br />penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap? Apakah kau<br />menginginkan kehidupan sesungguhnya? maka ikutilah jejak kami,<br />manusia-manusia malam, kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu<br />sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin terlelap, nikmatilah<br />tidurmu diatas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal<br />gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya,<br />maka surat cinta kami ini sungguh tak berarti apa-apa bagimu.<br /><br />Semoga Allah mempertemukan kita di sana, di surgaNya, mendapati dirimu<br />dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam<br />dan sisi dalamnya terlihat dari luar.<br /><br />Amin........ .<br /><br />-admin-salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-19017565829535882902008-07-01T12:43:00.000+07:002008-07-01T12:44:28.756+07:00Berbaik Sangka kepada Allah SWT<span style="font-size:100%;">"Sesungguhnya Sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu selesai dari satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” ( Surat Al Insyirah 6-7)<br /><br />Orang yang hidupnya tanpa tantangan tidak akan memiliki tingkat kesungguhan yang bagus dalam berharap memohon pertolonganNya. Persaingan demi persaingan adalah bagian dari karunia Allah.<br /><br />Akan tetapi, pada kondisi yang sama dalam hal tantangan dan kesulitan ternyata banyak juga orang yang jadi menderita: stress, tegang, takut, was-was, bingung dan cemas. Mengapa demikian?? Jawabannya adalah karena pikirannya hanya terfokus ke dalam dirinya semata, atau kepada orang lain yang dipandang mampu menolong menyelesaikan masalahnya. Padahal, siapapun yang terlalu sibuk mengandalkan kemampuan diri atau mahluk, maka hidupnya akan tercekam rasa waswas, takut, dan gelisah.<br /><br />Saudaraku, dalam Surat Al Ankabut ayat 60, dapat diketahui bahwa seluruh mahluk sudah dijamin rejekinya oleh Allah SWt, “Berapa banyak binatang melata yang tidak sanggup membawa rejekinya, Allah-lah yang menjamin rejekinya, juga terhadapmu.”<br /><br />Yang tidak dijamin adalah ganjaran. Ganjaran atau pahala harus kita cari, tetapi rezeki sudah menjadi jaminan Allah. Karena itu kita tidak perlu risau apa yang sudah dijanjikan Allah kepada kita, tetapi risaukanlah kalau kita lalai terhadap kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada kita.<br /><br />Umpamakanlah ada seorang majikan menyuruh hamba sahayanya untuk bekerja. Tidak mungkin majikan ini lupa memberi makan kepada hamba sahayanya. Kalau ia lupa, maka hamba sahayanya ini tidak bisa bekerja. Semakin bagus kerjanya, maka akan semakin dicukupi kebutuhannya.<br /><br />Lalu bagaimana mungkin kita beribadah kepada Allah, tetapi rezeki kita tidak dipenuhi?? Bukankah Allah yang memerintahkan untuk beribadah? Contoh Allah menyuruh kita untuk Shalat, sementara Shalat itu harus menutup aurat. Di sini kita pasti akan dicukupi rezeki untuk mencari alat penutup aurat, karena yang menyuruh menutup aurat adalah Allah.<br /><br />Allah memerintahkan kita untuk bersedekah, lalu bagaimana mungkin kita bisa sedekah kalau kita tidak diberi rezeki sementara yang memberi rezeki adalah Allah.<br /><br />Karena itu saudaraku, kewajiban kita yang pertama adalah husnudzan (berbaik sangka) bahwa Allah adalah Maha Penjamin rejeki. Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah berfirman,”Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.”<br /><br />Apa yang bisa kita renungi dari hadits ini yaitu rahasia yang membuat seseorang memiliki motivasi tinggi adalah seberapa besar keyakinannya bahwa Allah akan menolongnya. Tingkat keyakinan seseorang kepada Allah akan membuat jaminan Allah datang kepada dirinya. Artinya, kalau seorang hamba yakin sekali akan datangnya pertolongan Allah, maka pertolonganNya itu pasti datang. Jika seorang hamba sangat yakin bahwa doa-doanya akan diijabah, niscaya Allah akan mengabulkannya.<br /><br />Seorang hamba yang yakin bahwa Allah akan melapangkan kesulitannya, maka ia akan mendapati segala urusannya dilapangkan oleh-Nya. Jadi, sejauh mana tingkat keyakinan kita kepada Allah, itulah yang akan menjadi factor penentu yang dapat menghambat atau memperlancar datangnya pertolongan Allah kepada kita.<br /><br />Pertolongan Allah kadangkala datang dari yang tidak kita pernah duga sebelumnya. Apa yang sulit di dunia ini kalau Allah sendiri yang ikut merencanakan segala cita-cita kita??<br /><br />Kalau Allah sudah menolong, maka tak akan ada lagi aral melintang yang dapat menghadang dan menghambat laju perjalanan kita. Kalaupun ada-sebesar dan seberat apa pun rintangan itu- akan dianggap tak lebih sekedar tantangan untuk dihadapi dan dicarikan solusi-solusi yang terbaik.<br /><br />NAMUN, kita harus sadar bahwa kita ini adalah mahluk, yang memiliki daya nalar dan pengetahuan yang terbatas. Kita memang punya cita-cita, keinginan, ambisi ataupun rencana-rencana besar yang sudah kita buat seperti blue print dalam perjalanan kehidupan kita. Bahkan kita dianjurkan untuk berikhtiar semaksimal mungkin.<br /><br />Sekali lagi kita ini hanyalah mahluk, tidak jarang impian, cita-cita, ataupun sesuatu yang kita idam-idamkan tidak bisa terwujud. Apa pasalnya???, Apa salahku??, Apa yang kurang??? Allah tidak adil!!, sering kali kita terjebak ke dalam sikap yang penuh dengan penyesalan dan kecewa besar.<br /><br />Itu dia!! Kembali lagi ke hadits di atas, kita harus berbaik sangka. Kita punya rencana, Allah juga punya rencana. DAN yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana Allah.<br /><br />Siapkanlah Mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu Allah SWT sebagaimana firmanNya dalam Surat Al Baqarah 216 :<br /><br />“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”<br /><br />Ketahuilah, hidup ini terdiri dari berbagai episode kehidupan yang tidak monoton. Ini adalah kenyataan hidup. Jadi, kita harus benar-benar arif dalam menyikapi setiap episode kehidupan dengan lapang dada dan ikhlas.<br /><br />Jangan selimuti diri dengan keluh kesah. Semua itu tidak menyelesaikan masalah. Kita harus ridha menerima apapun kenyataan yang terjadi, diiringi ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan pada jalan Allah SWT.<br /><br />Demikian teman, tulisan ini adalah renungan untuk kita semua. Bukan bermaksud menggurui, saduran ini adalah salah satu upaya saling menasihati dan saling mengingatkan. Keputusan dan rencana Allah mungkin tidak seindah angan-angan yang saat ini kita impikan, namun berbaik sangka kepada Allah adalah kewajiban kita, sebagaimana kita juga harus berbaik sangka terhadap saudara kita.<br /><br />Terakhir, jujur diri dan koreksi diri, lalu adakan perbaikan. Semoga kesempatan selalu diberikan Allah SWT.<br />Sumber Bacaan :<br />Gymnastiar, Abdullah, “Aku Bisa!” Manajemen Qalbu untuk Melejitkan Potensi, MQ Publishing, Bandung: 2004.<br /><br />Iffah_2006_UGM<br /></span>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-74553707388165376792008-06-25T10:11:00.000+07:002008-06-25T10:14:47.999+07:00USM STANAssalamu'alaykum..<br />ada pengumuman USM STAN lho...udah pada tau belum?<br />cek di www.stan.ac.id<br /><br />nila-STAN<br /><br />NB: dari admin: afwan tampilan adobe yang anti kirim gak bisa ditampilkan. Jadi, dicoba dibuka di www.stan.ac.id ajasalamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-91839207048248730252008-05-15T10:38:00.007+07:002008-05-15T11:04:50.901+07:00Ujian Masuk UI<div class="post-title"> <h1>Info Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Indonesia Program Sarjana Reguler </h1> </div> <!-- <div class="post-info"> Terakhir diubah: 15 Mei 2008 </div> --> Proses Penerimaan mahasiswa UI yang seleksi tahun 2007 dilakukan melalui<strong> PPKB</strong> (Prestasi dan Pemerataan kesempatan belajar) dan <strong>SPMB</strong> (seleksi penerimaan mahasiswa baru) pada tahun 2008 ini dilakukan melalui <strong>PPKB</strong>, <strong>SNMPTN</strong> (Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri) dan<strong> UMB</strong> (Ujian Masuk Bersama). <strong>SNMPTN</strong> adalah seleksi penerimaan nasional yang diselenggarakan Panitia yang dibentuk oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang ujiannya diselenggarakan tanggal 2—3 Juli 2008.<br /> <strong>Ujian Masuk Bersama (UMB) </strong>adalah Seleksi Ujian Masuk yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia bekerjasama dengan Perhimpunan SPMB Nusantara dalam kegiatan yang diberi nama <strong>Ujian Masuk Bersama</strong>. Calon Mahasiswa dapat memilih salah satu atau kedua ujian seleksi tersebut untuk diterima menjadi mahasiswa UI.<p> </p> <p><strong>Biaya Pendidikan</strong><br /> Biaya pendidikan bagi mahasiswa yang diterima melalui seleksi PPKB, SNMPTN dan UMB adalah <strong>sama.</strong> Besaran biaya operasional pendidikan mahasiswa yang diterima melalui seleksi PPKB, SNMPTN dan UMB berdasarkan penghasilan penanggung biaya pendidikan. </p> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr> <td width="124"><p align="center"><strong>Jalur Penerimaan</strong></p></td> <td width="87"><p align="center"><strong>Daya Tampung</strong></p></td> <td width="181"><p align="center"><strong>BOP (per semester)</strong></p></td> <td width="216"><p align="center"><strong>Uang Pangkal (semester 1 tahun 1)</strong></p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="124"><p>PPKB</p></td> <td valign="top" width="87"><p align="center">450</p></td> <td rowspan="3" valign="top" width="181"><p> </p> <ul><li>Utk <strong>IPA</strong> Rp 7.5 juta</li><li>Utk <strong>IPS</strong> Rp 5 juta</li></ul> <p align="left">Biaya dapat diringankan sampai menjadi Rp.100.000,-<br /> bagi yang tidak mampu</p></td> <td rowspan="3" valign="top" width="216"><p> </p> <p align="left">Disesuaikan dengan penghasilan penanggung biaya pendidikan, maksimum:<br /> Rp 25 jt (FK, FKG, FT, Fasilkom)<br /> Rp 10 jt (FE, FISIP, FH, FPSI)<br /> Rp 5 jt (FKM, FIK, FMIPA, FIB)</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="124"><p>SNM-PTN</p></td> <td valign="top" width="87"><p align="center">900</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="124"><p>UMB</p></td> <td valign="top" width="87"><p align="center">3318</p></td> </tr> </tbody></table> <p>Ditambah DKFM Rp. 100.000 per semester dan DPP Rp 600.000 sekali saja disemester 1 tahun 1</p> <p><strong>Cara Pendaftaran UMB</strong><br />Pendaftaran UMB di Jakarta dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendaftaran cara kolektif melalui sekolah dan pendaftaran cara perorangan.</p> <p>Peserta pendaftaran cara perorangan dilakukan <strong>di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tanggal 22 – 30 Mei 2008</strong> di Jalan Rawamangun Muka Jakarta Timur. Peserta pendaftaran cara kolektif mendaftar melalui sekolah masing-masing kemudian diteruskan sekolah melalui Sub Rayon Ujian Nasional SMA dan SMK di Jakarta atau ke Sekretariat Panitia Lokal Jakarta PSPMB-UMB di Jl Salemba Raya 4 Jakarta Pusat telp. 31930339. </p> <p>Pendaftaran di wilayah lain tanggal <strong>27 Mei 2008 s.d. 4 Juni 2008</strong> hubungi Panitia lokal terdekat di </p> <ol><li><strong>Medan</strong> Kampus USU </li><li><strong>Padang</strong> Kampus UNP</li><li><strong>Semarang</strong> Jl. Kertanegara IV No.2 </li><li><strong>Surabaya</strong> Gedung Amarta-Kopertis wilayah VII, Jl Kertajaya Indah Timur No. 55 </li><li><strong>Makasar</strong> Kampus UNHAS</li></ol> <p><strong>Informasi mengenai pendaftaran UMB (021) 31930339, 3101906 Fax. (021)31930328</strong></p> <p><strong>Jadual pendaftaran UMB Lokal Jakarta</strong> </p> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" width="576"> <tbody><tr> <td valign="top" width="295"><p align="center"><strong> </strong></p> <p align="center"><strong>Kegiatan</strong></p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"><strong>Kolektif-</strong><br /> <strong>Subrayon</strong></p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"><strong>Kolektif-</strong><br /> <strong>Nonsubrayon</strong></p></td> <td valign="top" width="89"><p align="center"><strong>Individu/ Perorangan</strong></p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="295"><p>Pembayaran di Bank BNI</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center">19 Mei</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center">19 – 21 Mei</p></td> <td valign="top" width="89"><p align="center">19 – 30 Mei</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="295"><p>Pengambilan formulir oleh Kepala Subrayon di Sekretariat</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center">21 – 22 Mei</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center">23 – 24 Mei</p></td> <td valign="top" width="89"><p align="center"> </p><br /></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="295"><p>Pengambilan formulir oleh Kepala Sekolah di Subrayon</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center">23 Mei</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"> </p><br /></td> <td valign="top" width="89"><p align="center"> </p><br /></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="295"><p>Pengambilan formulir di Kampus UNJ</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"> </p><br /></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"> </p><br /></td> <td valign="top" width="89"><p align="center">22 – 30 Mei</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="295"><p>Penyelesaian di sekolah</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center">26 – 28 Mei</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"> </p><br /></td> <td valign="top" width="89"><p align="center"> </p><br /></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="295"><p>Penyelesaian di Subrayon</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center">29 – 30 Mei</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"> </p><br /></td> <td valign="top" width="89"><p align="center"> </p><br /></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="295"><p>Penyelesaian di Sekr Panitia lokal Jkt</p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"> </p><br /></td> <td valign="top" width="96"><p align="center">28 – 31 Mei</p></td> <td valign="top" width="89"><p align="center"> </p><br /></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="295"><p>Pendaftaran </p></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"> </p><br /></td> <td valign="top" width="96"><p align="center"> </p><br /></td> <td valign="top" width="89"><p align="center">26 – 31 Mei</p></td> </tr> </tbody></table> <p><strong>Kelengkapan Pendaftaran</strong></p> <ol><li>Fotokopi STTB/ Tanda kelulusan yang dilegalisir dan aslinya (bagi lulusan 2006-2007), atau fotokopi raport kelas 1 dan 2 yang dilegalisir, atau kartu tanda peserta ujian nasional, atau surat keterangan dari kepala sekolah yang menyatakan ybs. telah mengikuti ujian nasional dan benar murid sekolah tersebut (bagi lulusan 2008).</li><li>Fotokopi KTP dan aslinya atau Kartu OSIS atau surat keterangan dari sekolah (bagi yang belum memiliki KTP)</li><li>3 lembar Pas Foto terbaru (tiga bulan terakhir) ukuran 4 x 6 </li></ol> <p><strong>Ujian Seleksi </strong><br /> Ujian tulis dilaksanakan tanggal <strong>7 – 8 Juni 2008</strong><br /> Ujian diselenggarakan di <strong>Medan, Padang, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Makasar</strong> dan tempat-tempat yang akan ditentukan kemudian</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Materi Ujian </strong><br /> Materi Ujian meliputi <strong>kemampuan kuantitatif dan bahasa</strong> (Matematika dasar, bahasa Indonesia, bahasa Inggris), <strong>Kemampuan IPA</strong> (Matematika, Biologi, Kimia, Fisika, IPA Terpadu) bagi yang memilih IPA, <strong>Kemampuan IPS</strong> (Sejarah, Geografi, Ekonomi, IPS terpadu) bagi yang memilih IPS. Bagi yang memilih IPC mengikuti tes kemampuan seluruhnya.</p> <p><strong>Pengumuman hasil UMB 2008</strong><br /> 21 Juni 2008 </p> <p><strong>Biaya formulir</strong><br /> Program IPA/IPS Rp 175.000 (2 pilihan program studi)<br /> Program IPC Rp 200.000 (3 pilihan program studi)</p> <p><strong>Persyaratan</strong></p> <ol><li>Lulusan SMTA (SMA, MA, SMK, SMTA luar negeri, ujian persamaan, dsb) tahun 2008, 2007, dan 2006</li><li>Mempunyai kesehatan fisik yang tidak mengganggu kelancaran belajar di program studi pilihannya.</li></ol> <p><strong>Pilihan Program Studi Sarjana Reguler</strong></p> <p><strong>Pilihan Program IPA</strong><br /> FAKULTAS KEDOKTERAN<br /> Pendidikan Dokter</p> <p>FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI<br /> Pendidikan dokter gigi</p> <p>FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT<br /> Kesehatan Masyarakat, Gizi</p> <p>FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN<br /> Ilmu keperawatan</p> <p>FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM<br /> Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Farmasi, Geografi.</p> <p>FAKULTAS TEKNIK<br />Teknik Sipil,Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Teknik Elektro, Teknik Komputer, Teknik Metalurgi dan Material, Teknik Kimia, Arsitektur, Teknik Industri, Arsitektur Interior, Teknologi Bioproses</p> <p>FAKULTAS ILMU KOMPUTER<br /> Ilmu Komputer, Sistem Informasi </p> <p><strong>Pilihan Program IPS</strong><br /> FAKULTAS HUKUM<br /> Ilmu Hukum</p> <p>FAKULTAS EKONOMI<br /> Ilmu Ekonomi, Akuntansi, Manajemen</p> <p>FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA<br />Arkeologi, Ilmu Filsafat, Ilmu Perpustakaan, Ilmu Sejarah, Sastra Arab, Sastra Belanda, Sastra Cina, Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Sastra Jepang, Sastra Jerman, Sastra Perancis, Sastra Rusia, dan Bahasa dan Kebudayaan Korea. </p> <p> </p> <p>FAKULTAS PSIKOLOGI<br /> Psikologi </p> <p>FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK<br />Antropologi Sosial, Ilmu Administrasi Fiskal, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Niaga, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik, Kriminologi, Sosiologi </p> <p><strong>Tabel Biaya pendidikan mahasiswa yang diterima melalui seleksi PPKB, SNMPTN dan UMB </strong></p> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" width="590"> <tbody><tr> <td width="254"><p align="center"><strong> </strong></p> <p align="center"><strong>Fakultas/Program Studi/Peminatan</strong></p></td> <td width="84"><p align="center">Biaya Operasional Pendidikan<br /> <strong>(BOP)</strong><br /> Setiap Semester</p></td> <td width="86"><p align="center">Dana Kesejahteraan<br /> Fasilitas Mahasiswa<br /> <strong>(DKFM)</strong><br /> Setiap Semester</p></td> <td width="89"><p align="center">Uang Pangkal<br /> <strong>(UP)</strong><br /> Tahun I<br /> Semester 1 </p></td> <td width="77"><p align="center">Dana Pelengkap<br /> Pendidikan<br /> <strong>(DPP)</strong><br /> Tahun I<br /> Semester 1 </p></td> </tr> <tr> <td colspan="5" valign="top" width="590"><p><strong>Rumpun Kesehatan</strong></p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS KEDOKTERAN</strong><br /> Pendidikan Dokter</p></td> <td width="84"><p align="center">7.500.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">25.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI</strong><br /> Pendidikan dokter gigi</p></td> <td width="84"><p align="center">7.500.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">25.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT</strong><br /> Kesehatan Masyarakat, Gizi</p></td> <td width="84"><p align="center">7.500.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">5.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN</strong><br /> Ilmu keperawatan</p></td> <td width="84"><p align="center">7.500.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">5.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td colspan="5" valign="top" width="590"><p><strong>Rumpun Sains Teknologi</strong><strong><u> </u></strong></p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM</strong><br /> Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Farmasi, Geografi.<strong><u> </u></strong></p></td> <td width="84"><p align="center">7.500.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">5.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS TEKNIK</strong><br />Teknik Sipil,Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Teknik Elektro, Teknik Komputer, Teknik Metalurgi dan Material, Teknik Kimia, Arsitektur, Teknik Industri, Arsitektur Interior, Teknologi Bioproses<strong><u> </u></strong></p></td> <td width="84"><p align="center">7.500.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">25.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS ILMU KOMPUTER</strong><br /> Ilmu Komputer, Sistem Informasi </p></td> <td width="84"><p align="center">7.500.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">25.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td colspan="5" valign="top" width="590"><p><strong>Rumpun Sosial dan Humaniora</strong><strong><u> </u></strong></p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS HUKUM</strong><br /> Ilmu Hukum</p></td> <td width="84"><p align="center">5.000.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">10.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS EKONOMI</strong><br /> Ilmu Ekonomi, Akuntansi, Manajemen</p></td> <td width="84"><p align="center">5.000.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">10.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA</strong><br />Arkeologi, Ilmu Filsafat, Ilmu Perpustakaan, Ilmu Sejarah, Sastra Arab, Sastra Belanda, Sastra Cina, Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Sastra Jepang, Sastra Jerman, Sastra Perancis, Sastra Rusia, dan Bahasa dan Kebudayaan Korea. </p></td> <td width="84"><p align="center">5.000.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">5.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS PSIKOLOGI</strong><br /> Psikologi </p></td> <td width="84"><p align="center">5.000.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">10.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="254"><p><strong>FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK</strong><br />Antropologi Sosial, Ilmu Administrasi Fiskal, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Niaga, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik, Kriminologi, Sosiologi</p></td> <td width="84"><p align="center">5.000.000</p></td> <td width="86"><p align="center">100.000</p></td> <td width="89"><p align="center">10.000.000</p></td> <td width="77"><p align="center">600.000</p></td> </tr> </tbody></table> <p><strong><u>Catatan</u></strong><br /> <strong>Besarnya biaya operasional pendidikan yang harus dibayarkan</strong><strong> </strong>sebagaimana tercantum dalam tabel di atas <strong>disesuaikan dengan kemampuan penanggung Biaya Pendidikan</strong> yang diatur dalam keputusan Rektor tentang ”Mekanisme Penetapan pembebanan besaran biaya operasional bagi mahasiswa Universitas Indonesia Program sarjana reguler tahun akademik 2008-2009”</p><p> </p> <p align="center"><a href="http://www.ui.edu/download/sk/SK432B-2008.pdf" target="_blank"><strong>KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA TENTANG MEKANISME PENETAPAN PEMBEBANAN BESARAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM SARJANA REGULER TAHUN AKADEMIK 2008/2009</strong></a></p> <p>”........<br /> <strong>Pembebanan Besaran BOP</strong><br /> <strong>Pasal 2</strong><br /> Pembebanan besaran Biaya Operasional Pendidikan (BOP) yang ditanggung oleh penanggung<br />biaya per semester berkisar antara Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) hingga Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) untuk rumpun ilmu sosial dan humaniora, antara Rp 100.000,- (seratus ribu<br /> rupiah) hingga Rp 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk rumpun kesehatan dan<br /> rumpun sains dan teknologi” </p> <p align="center"><strong>Syarat-syarat Administrasi</strong><br /> <strong>Pasal 4</strong><br />(1) Mahasiswa wajib menyerahkan data yang diperlukan kepada Panitia Biaya Operasional Pendidikan (BOP) untuk digunakan sebagai dasar dalam menentukan besaran Biaya Operasional Pendidikan (BOP) yang dibebankan kepada penanggung Biaya Pendidikan (BP).<br /> (2) Data sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:</p> <ol><li>Surat Keterangan Penghasilan Total Slip Gaji penanggung Biaya Pendidikan (BP) bagi yang bekerja di sektor formal (instansi pemerintah atau swasta). Ketentuan Slip Gaji ini tidak berlaku bagi orang tua yang bekerja di sektor informal usaha sendiri yang tidak memiliki Slip Gaji, akan tetapi wajib menyertakan surat keterangan dari <em>RT/RW</em> domisili penanggung biaya dan orang tua. Penghasilan yang dimaksud adalah pendapatan total dari orang tua dan penanggung biaya;</li><li>Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau keterangan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun terakhir;</li><li>Fotokopi rekening listrik (tempat tinggal orang tua dan Penanggung biaya) 3 (tiga) bulan terakhir;</li><li>Fotokopi rekening telpon (tempat tinggal orang tua dan Penanggung biaya) 3 (tiga) bulan terakhir;</li><li>Fotokopi rekening air (tempat tinggal orang tua dan Penanggung biaya) 3 (tiga) bulan terakhir;</li><li>Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Bumi dan Bangunan tempat tinggal orang tua dan penanggung biaya;</li><li>Fotokopi Kartu Keluarga dan fotokopi KTP orang tua/wali yang masih berlaku;</li><li>Formulir data diri yang telah diisi oleh Mahasiswa.</li></ol> <p>(3) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikurnpulkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak hari pendaftaran administrasi dimulai kepada Panitia BOP di fakultas masing-masing.<br /> ........”</p> <p align="center"><a href="http://www.ui.edu/download/sk/SK432A-2008.pdf" target="_blank"><strong>KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA TENTANG BIAYA PENDIDIKAN</strong><br /><strong>MAHASISWA BARU UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM SARJANA REGULER</strong><br /><strong>TAHUN AKADEMIK 2008/2009 </strong></a> </p> <p><a href="http://www.ui.edu/download/sk/SK432A-2008.pdf" target="_blank"> </a></p> <p>”...........<br /> <strong>Beasiswa Universitas</strong><br /> <strong>Pasal 6</strong><br />Beasiswa Universitas dapat diberikan kepada mahasiswa Program Sarjana Reguler yang memerlukan dan memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku.</p> <p align="center"><strong>Bentuk Beasiswa Universitas</strong><br /> <strong>Pasal 7</strong><br /> (1) Mahasiswa yang memenuhi persyaratan, dapat memperoleh Beasiswa Universitas, dalam bentuk:<br /> a. Pembayaran Biaya Pendidikan (BP)dengan angsuran;<br /> b. Pemberian sebagian Uang Pangkal (UP) dari yang harus dibayarkan.<br /> (2) Pemberian Beasiswa Universitas sesuai ayat (1) hanya berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) semester.<br /> (3) Keputusan Pimpinan Fakultas atas pemberian Beasiswa Universitas berlaku berjalan dan bersifat final.”</p> <p align="center"><strong>Persyaratan Untuk Mendapat Beasiswa Universitas</strong><br /> <strong>Pasal 8</strong><br />Bagi mahasiswa yang memerlukan Beasiswa Universitas, wajib menyerahkan Surat Pernyataan penanggung Biaya Pendidikan (BP) di atas meterai secukupnya tentang penjelasan alasan permohonan disertai bukti-bukti pendukung sebagai berikut:</p> <ol><li>Surat keterangan tidak mampu dari RT/RW domisili penanggung Biaya Pendidikan (BP) diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat, diutamakan yang memiliki Kartu Gakin;</li><li>Surat Keterangan Penghasilan Total/Slip Gaji penanggung Biaya Pendidikan (BP) bagi yang bekerja di sektor formal (instansi pemerintah atau swasta). Ketentuan Slip Gaji ini tidak berlaku bagi orang tua yang bekerja di sektor informal usaha sendiri yang tidak memiliki Slip Gaji;</li><li>Menyerahkan fotokopi NPWP (bagi yang memiliki);</li><li>Fotokopi rekening listrik (tempat tinggal penanggung Biaya Pendidikan (BP) 3(tiga) bulan terakhir;</li><li>Fotokopi rekening telpon (tempat tinggal penanggung Biaya Pendidikan(BP) 3(tiga) bulan terakhir;</li><li>Fotokopi Kartu Keluarga dan fotokopi KTP penanggung Biaya Pendidikan (BP) yang masih berlaku;</li><li>Fotokopi Kartu Keluarga dan fotokopi KTP orang tua/wali yang masih berlaku;</li><li>Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan Pajak Bumi dan Bangunan penanggung Biaya Pendidikan (BP);</li><li>Surat pernyataan bermeterai cukup dari tiga tetangga terdekat yang bukan saudara yang menjelaskan kondisi ekonomi penanggung Biaya Pendidikan (BP) mahasiswa dilengkapi fotokopi identitas diri; dan</li><li>Syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas masing-masing.</li></ol> <p> </p> <p align="center"><strong>Prosedur Untuk Mendapatkan Beasiswa Universitas</strong><br /> <strong>Pasal9</strong> </p> <ol><li>Mahasiswa mengisi formulir permohonan Beasiswa Universitas dan melengkapi persyaratan sesuai Pasal8.</li><li>Seluruh dokumen yang disyaratkan sesuai dengan ayat (1) di atas diserahkan kepada Manajer Kemahasiswaan atau pejabat yang ditunjuk oleh Pimpinan Fakultas sebelum periode registrasi administrasi dimulai.</li><li>Permohonan pada ayat (1) di atas akan dipertimbangkan dan ditetapkan bentuk beasiswanya oleh Pimpinan Fakultas setelah dilakukan pemeriksaan berkas dan wawancara.</li><li>Jangka waktu permohonan, penetapan, dan pemutakhiran data Biaya Pendidikan (BP), selambat-lambatnya diselesaikan dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja sebelum jadwal registrasi administrasi berakhir.</li><li>Jadwal registrasi administrasi, mengikuti ketentuan Kalender Akademik Universitas untuk tahun akademik berjalan.</li></ol>dikutip dari www.ui.edu<br />untuk info lebih lanjut hub vivid (081359293788), bayu (085235010645), yudha (081335389185)<br /><br />-VIVID/ UI-salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-16752516155309678812008-05-05T12:47:00.001+07:002008-05-05T12:48:48.094+07:00info beasiswa ITBInfo dari milis SMUN21.Buat yang punya adik, keponakan atau kenalan<br />M99 adalah sebuah organisasi yang seluruh anggotanya merupakan alumni Teknik Mesin ITB angkatan 1999. Sebagai mantan pelajar, kami menyadari bahwa mahalnya biaya perkuliahan mengakibatkan sedikit kesempatan bagi pelajar yang cerdas tapi tak mampu secara ekonomi untuk terus bersekolah. M99 membuka peluang bagi adik-adik sekalian yang punya prestasi SMU yang baik dan tidak mampu secara ekonomi untuk mau berkuliah di Institut Teknologi Bandung . Syaratnya mudah, silahkan kirimkan data pribadi dibawah ini beserta hasil scan/photocopy rapor selama SMU<br />Nama :<br />Alamat tinggal :<br />Sekolah :<br />Nama orang tua/wali (yang bisa dihubungi) :<br />Pekerjaan :<br />Nomor telp orang tua/wali :<br />ke :farhan_ketum@ <a href="http://yahoo.com/" target="_blank">yahoo.com</a> atauFarhan MuhammadJl. Bintaro Permai 3 Gang Anggrek No.34 RT. 1Jaksel 12330021-91540098085846475366<br /><br />M99 akan memberikan beasiswa penuh untuk dapat berkuliah di ITB (sesuai ketentuan-ketentuan yang M99 tetapkan). M99 akan tunggu data dari adik-adik sampai dengan 15 Mei 2008.<br />Salam hangat,<br /><br />M99salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-84248582414230003422008-04-28T16:14:00.000+07:002008-04-28T16:26:40.102+07:0020 Mei Bukan Hari Kebangkitan Nasional ???<p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Kelahiran organisasi Boedhi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 sesungguhnya amat tidak patut dan tidak pantas diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, karena organisasi ini mendukung penjajahan Belanda, sama sekali tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, a-nasionalis, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya merupakan anggota Freemasonry Belanda (<i>Vritmejselareen</i>).</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Dipilihnya tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, sesungguhnya merupakan suatu penghinaan terhadap esensi perjuangan merebut kemerdekaan yang diawali oleh tokoh-tokoh Islam yang dilakukan oleh para penguasa sekular. Karena organisasi Syarikat Islam (SI) yang lahir terlebih dahulu dari Boedhi Oetomo (BO), yakni pada tahun 1905, yang jelas-jelas bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda, dan mencita-citakan Indonesia merdeka, tidak dijadikan tonggak kebangkitan nasional.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Mengapa BO yang terang-terangan antek penjajah Belanda, mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia, a-nasionalis, tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, dan anti-agama malah dianggap sebagai tonggak kebangkitan bangsa? Ini jelas kesalahan yang teramat nyata.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Anehnya, hal ini sama sekali tidak dikritisi oleh tokoh-tokoh Islam kita. Bahkan secara menyedihkan ada sejumlah tokoh Islam dan para Ustadz selebritis yang ikut-ikutan merayakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei di berbagai event. Mereka ini sebenarnya telah melakukan sesuatu tanpa memahami esensi di balik hal yang dilakukannya. Rasulullah SAW telah mewajibkan umatnya untuk bersikap: <i>“Ilmu qabla amal”</i> (Ilmu sebelum mengamalkan), yang berarti umat Islam wajib mengetahui duduk-perkara sesuatu hal secara benar sebelum mengerjakannya.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Bahkan Sayyid Quthb di dalam karyanya<i> “Tafsir Baru Atas Realitas” (1996)</i> menyatakan orang-orang yang mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan yang cukup adalah sama dengan orang-orang jahiliyah, walau orang itu mungkin seorang ustadz bahkan profesor. Jangan sampai kita <i>“Fa Innahu Minhum”</i> (kita menjadi golongan mereka) terhadap kejahiliyahan.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Agar kita tidak terperosok berkali-kali ke dalam lubang yang sama, sesuatu yang bahkan tidak pernah dilakukan seekor keledai sekali pun, ada baiknya kita memahami siapa sebenarnya Boedhi Oetomo itu.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Pendukung Penjajahan Belanda </b></span> </p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Akhir Februari 2003, sebuah amplop besar pagi-pagi telah tergeletak di atas meja kerja penulis. Pengirimnya KH. Firdaus AN, mantan Ketua Majelis Syuro Syarikat Islam kelahiran Maninjau tahun 1924. Di dalam amplop coklat itu, tersembul sebuah buku berjudul <i>“Syarikat Islam Bukan Budi Utomo: Meluruskan Sejarah Pergerakan Bangsa”</i> karya si pengirim. Di halaman pertama, KH. Firdaus AN menulis: <i>“Hadiah kenang-kenangan untuk Ananda Rizki Ridyasmara dari Penulis, Semoga Bermanfaat!”</i> Di bawah tanda tangan beliau tercantum tanggal 20. 2. 2003.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">KH. Firdaus AN telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Namun pertemuan-pertemuan dengan beliau, berbagai diskusi dan obrolan ringan antara penulis dengan beliau, masih terbayang jelas seolah baru kemarin terjadi. Selain topik pengkhianatan the <i>founding-fathers</i> bangsa ini yang berakibat dihilangkannya tujuh buah kata dalam Mukadimmah UUD 1945, topik diskusi lainnya yang sangat konsern beliau bahas adalah tentang Boedhi Oetomo.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“BO tidak memiliki andil sedikit pun untuk perjuangan kemerdekan, karena mereka para pegawai negeri yang digaji Belanda untuk mempertahankan penjajahan yang dilakukan tuannya atas Indonesia. Dan BO tidak pula turut serta mengantarkan bangsa ini ke pintu gerbang kemedekaan, karena telah bubar pada tahun 1935. BO adalah organisasi sempit, lokal dan etnis, di mana hanya orang Jawa dan Madura elit yang boleh menjadi anggotanya. Orang Betawi saja tidak boleh menjadi anggotanya, ” tegas KH. Firdaus AN.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">BO didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa para mahasiswa kedokteran STOVIA, Soetomo dan kawan-kawan. Perkumpulan ini dipimpin oleh para ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap pemerintah kolonial Belanda. BO pertama kali diketuai oleh Raden T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar kepercayaan Belanda, yang memimpin hingga tahun 1911. Kemudian dia diganti oleh Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji oleh Belanda dan sangat setia dan patuh pada induk semangnya.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Di dalam rapat-rapat perkumpulan dan bahkan di dalam penyusunan anggaran dasar organisasi, BO menggunakan bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia. “Tidak pernah sekali pun rapat BO membahas tentang kesadaran berbangsa dan bernegara yang merdeka. Mereka ini hanya membahas bagaimana memperbaiki taraf hidup orang-orang Jawa dan Madura di bawah pemerintahan Ratu Belanda, memperbaiki nasib golongannya sendiri, dan menjelek-jelekkan Islam yang dianggapnya sebagai batu sandungan bagi upaya mereka, ” papar KH. Firdaus AN.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar BO tertulis <i>“Tujuan organisasi untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis. ” </i>Inilah tujuan BO, bersifat Jawa-Madura sentris, sama sekali bukan kebangsaan.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Noto Soeroto, salah seorang tokoh BO, di dalam satu pidatonya tentang <i>Gedachten van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging</i> berkata: “Agama Islam merupakan batu karang yang sangat berbahaya... Sebab itu soal agama harus disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang kesulitan. ”</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Sebuah artikel di <i>“Suara Umum”</i>, sebuah media massa milik BO di bawah asuhan Dr. Soetomo terbitan Surabaya, dikutip oleh A. Hassan di dalam Majalah <i>“Al-Lisan</i>” terdapat tulisan yang antara lain berbunyi, “Digul lebih utama daripada Makkah”, “Buanglah Ka’bah dan jadikanlah Demak itu Kamu Punya Kiblat!” (M. S) Al-Lisan nomor 24, 1938.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Karena sifatnya yang tunduk pada pemerintahan kolonial Belanda, maka tidak ada satu pun anggota BO yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda. Arah perjuangan BO yang sama sekali tidak berasas kebangsaan, melainkan <i>chauvinisme </i> sempit sebatas memperjuangkan Jawa dan Madura saja telah mengecewakan dua tokoh besar BO sendiri, yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya hengkang dari BO.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Bukan itu saja, di belakang BO pun terdapat fakta yang mencengangkan. Ketua pertama BO yakni Raden Adipati Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, ternyata adalah seorang anggota Freemasonry. Dia aktif di Loge Mataram sejak tahun 1895.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Sekretaris BO (1916), Boediardjo, juga seorang Mason yang mendirikan cabangnya sendiri yang dinamakan Mason Boediardjo. Hal ini dikemukakan dalam buku “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962” (Dr. Th. Stevens), sebuah buku yang dicetak terbatas dan hanya diperuntukan bagi anggota Mason Indonesia.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Dalam tulisan kedua akan dibahas mengenai organisasi kebangsaan pertama di Indonesia, Syarikat Islam, yang telah berdiri tiga tahun sebelum BO, dan perbandinganya dengan BO, sehingga kita dengan akal yang jernih bisa menilai bahwa Hari Kebangkitan Nasional seharusnya mengacu pada kelahiran SI pada tanggal 16 Oktober 1905, sama sekali bukan 20 Mei 1908. </span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Dalam tulisan bagian pertama, telah dipaparkan betapa organisasi Boedhi Oetomo (BO) sama sekali tidak pantas dijadikan tonggak kebangkitan nasional. Karena BO tidak pernah membahas kebangsaan dan nasionalisme, mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya ternyata anggota Freemasonry. Ini semua mengecewakan dua pendiri BO sendiri yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya akhirnya hengkang dari BO.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Tiga tahun sebelum BO dibentuk, Haji Samanhudi dan kawan-kawan mendirikan Syarikat Islam (SI, awalnya Syarikat Dagang Islam, SDI) di Solo pada tanggal 16 Oktober 1905. “Ini merupakan organisasi Islam yang terpanjang dan tertua umurnya dari semua organisasi massa di tanah air Indonesia, ” tulis KH. Firdaus AN.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Berbeda dengan BO yang hanya memperjuangkan nasib orang Jawa dan Madura—juga hanya menerima keanggotaan orang Jawa dan Madura, sehingga para pengurusnya pun hanya terdiri dari orang-orang Jawa dan Madura—sifat SI lebih nasionalis. Keanggotaan SI terbuka bagi semua rakyat Indonesia yang mayoritas Islam. Sebab itu, susunan para pengurusnya pun terdiri dari berbagai macam suku seperti: Haji Samanhudi dan HOS. Tjokroaminoto berasal dari Jawa Tengah dan Timur, Agus Salim dan Abdoel Moeis dari Sumatera Barat, dan AM. Sangaji dari Maluku.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Guna mengetahui perbandingan antara kedua organisasi tersebut—SI dan BO—maka di bawah ini dipaparkan perbandingan antara keduanya:</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Tujuan: </b><br />- SI bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya, <br />- BO bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran Dasar BO Pasal 2).</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Sifat: </b><br />- SI bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia, <br />- BO besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura, </span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Bahasa: </b><br />- SI berbahasa Indonesia, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Indonesia, <br />- BO berbahasa Belanda, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Belanda</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Sikap Terhadap Belanda: </b><br />- SI bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda, <br />- BO bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial Belanda, </span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Sikap Terhadap Agama: </b><br />- SI membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya, <br />- BO bersikap anti Islam dan anti Arab (dibenarkna oleh sejarawan Hamid Algadrie dan Dr. Radjiman)</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Perjuangan Kemerdekaan: </b><br />- SI memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan, <br />- BO tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah membubarkan diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan, </span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Korban Perjuangan: </b><br />- Anggota SI berdesak-desakan masuk penjara, ditembak mati oleh Belanda, dan banyak anggotanya yang dibuang ke Digul, Irian Barat, <br />- Anggota BO tidak ada satu pun yang masuk penjara, apalagi ditembak dan dibuang ke Digul, </span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Kerakyatan: </b><br />- SI bersifat kerakyatan dan kebangsaan, <br />- BO bersifat feodal dan keningratan, </span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Melawan Arus: </b><br />- SI berjuang melawan arus penjajahan, <br />- BO menurutkan kemauan arus penjajahan, </span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Kelahiran: </b><br />- SI (SDI) lahir 3 tahun sebelum BO yakni 16 Oktober 1905, <br />- BO baru lahir pada 20 Mei 1908, </span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><b>Seharusnya 16 Oktober </b><br />Hari Kebangkitan Nasional yang sejak tahun 1948 kadung diperingati setiap tanggal 20 Mei sepanjang tahun, seharusnya dihapus dan digantikan dengan tanggal 16 Oktober, hari berdirinya Syarikat Islam. Hari Kebangkitan Nasional Indonesia seharusnya diperingati tiap tanggal 16 Oktober, bukan 20 Mei. Tidak ada alasan apa pun yang masuk akal dan logis untuk menolak hal ini.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Jika kesalahan tersebut masih saja dilakukan, bahkan dilestarikan, maka saya khawatir bahwa jangan-jangan kesalahan tersebut disengaja. Saya juga khawatir, jangan-jangan kesengajaan tersebut dilakukan oleh para pejabat bangsa ini yang sesungguhnya anti Islam dan a-historis.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Jika keledai saja tidak terperosok ke lubang yang sama hingga dua kali, maka sebagai bangsa yang besar, bangsa Indonesia seharusnya mulai hari ini juga menghapus tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan melingkari besar-besar tanggal 16 Oktober dengan spidol merah dengan catatan “Hari Kebangkitan Nasional”. (<i>Tamat/Rizki Ridyasmara</i>).</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Waah…tulisan yang luar biasa, sampai-sampai mungkin sebagian dari kita akan semakin bingung dengan semua pelajaran sejarah yang kita pernah dapatkan. Mungkin akan timbul lagi pertanyaan yang sangat logis,”Bagaimana sejarah Negara saya sebenarnya??”</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Artikel ini saya peroleh dari sebuah media Islam yang cukup termasyhur juga. Bukan dalam sebuah artian artikel ini suatu kebenaran mutlak, namun, jauh dari semua itu artikel ini butuh suatu kritik yang logis. Artikel ini membutuhkan suatu tanggapan. Ayo…saudara-sejarah Negara Indonesia tercinta.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Kita hidup dalam sebuah masyarakat yang cerdas. Salah satu penanda yang cukup untuk dikatakan sebagai masyarakat cerdas adalah kemampuan untuk menampilakan bukti dan fakta, bukan hanya sekedar asumsi yang justru akan membuat kita jauh dari realita yang terjadi. Jadi, kita sampaikan pula bukti yang kita punya dalam setiap argumentasi yang kita buat. OK…</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Dimas Agil Marenda’2007</span></p>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-21725596605798249312008-04-22T16:24:00.000+07:002008-04-22T16:27:14.465+07:00Selamat Hari Kartini (RA Kartini yang sebenernya)<span style="font-family: arial;font-size:100%;" >Salahsatu pahlawan wanita yang cukup populer di bangsa ini adalah R.A. Kartini, tahukah Anda tentang seorang Kartini sebenarnya?? Berikut beberapa dokumentasi sejarah Kartini melalui surat-suratnya; ada attachment berupa file aplikasi untuk handphone Anda yang menggunakan OS Symbian, (sumber: <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.inhandlearning.com/">www.inhandlearning. com</a> )<br /><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Menuju Cahaya...</span><br /><br />”Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa?? Agama Islam melarang ummatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? ?”<br /><br />”Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apapun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu”<br /><br />”Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella??” [Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]<br /><br />Cerminan kritis dan rasa ingin tahu yang tinggi dari seorang Kartini terlukis jelas dalam tulisan tersebut. Hingga suatu hari, takdir mempertemukan pada suatu pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat yang tidak lain adalah pamannya sendiri. Pengajian dibawakan oleh seorang ulama yang bernama Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar ( atau dikenal Kyai Sholeh Darat) tentang Tafsir Al-Fatihah.<br /><br />Terjadilah dialog antara Kartini dengan Kyai Sholeh Darat;<br /><br />”Kyai, perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya??” tanya Kartini.<br /><br />Tertegun Kyai Sholeh Darat.<br /><br />”Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian??”. Kyai Sholeh Darat balik bertanya.<br /><br />”Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia??” balas Kartini.<br /><br />Pertemuaan singkat inilah yang kemudian melahirkan jilid pertama Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran, yakni terjemahan Al-Quran dalam bahasa Jawa dari juz 1-13 karya Kyai Sholeh Darat, yang kemudian dihadiahkan pada pernikahan R.A. Kartini.<br /><br />Mulailah Kartini belajar Islam dengan arti yang sesungguhnya, hingga pada suatu waktu Kartini begitu terkesan betul dengan ayat berikut;<br /><br />”Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindung nya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” [2:257]<br /><br />Kata-kata minazh zhulumaati ilan nuur ini sering diulang-ulangnya, dari gelap kepada cahaya. Bagi Kartini, terasa benar pengalaman pribadi tersebut, dari kegelisahan dan pemikiran tak berketentuan kepada pemikiran hidayah.<br /><br />Dalam surat-suratnya kemudian, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat ”Dari Gelap Kepada Cahaya” ini. Istilah ini yang dalam Bahasa Belanda adalah ”Door Duisternis Tot Licht”, kemudian menjadi kehilangan maknanya setelah diterjemahkan oleh Armijn Pane menjadi ”Habis Gelap Terbitlah Terang”<br /><br />Masa-masa berikutnya adalah di mana seorang Kartini mengalami transformasi spiritual yang luar biasa. Hingga mengubah pandangannya terhadap berbagai hal, misal setelah sekian lamanya bilau kagum terhadap masyarakat Eropa yang saat itu menurutnya lebih maju;<br /><br />”Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakan ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban??” <br />[Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902]<br /><br />Dalam surat lain Kartini bertekad untuk memperbaiki citra Islam yang selalu dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini menyatakan;<br /><br />”Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.” [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]<br /><br />”Kesusahan kami hanya dapat kami keluhkan kepada Allah, tidak ada yang dapat membantu kami dan hanya Dia-lah yang dapat menyembuhkan.”<br />[Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 1 Agustus 1903]<br /><br />”Menyandarkan diri kepada manusia, samalah halnya dengan mengikatkan diri kepada manusia. Jalan kepada Allah hanyalah satu. Siapa sesungguhnya yang mengabdi kepada Allah, tidak terikat kepada seorang manusia pun, ia sebenar-benarnya bebas” [Surat Kartini kepada Ny. Ovink, Oktober 1900]<br /><br />Begitulah seorang Kartini, melalui dedikasi dan militansinya mengangkat derajat bangsa ini kepada sebenar-benarnya hidayah. Tidak sekedar tunduk kepada bangsa lain. Militansi memang tidak harus selalu berhubungan dengan militer atau senjata. Militansi juga termasuk sifat-sifat yang tercermin dari jiwa keprajuritan seorang Kartini; tidak mangkir dari tugasnya memahami Islam kemudian mendakwahkan, memperbaiki citra Islam dengan berbagai resiko, kesanggupan mengoreksi kezhaliman, dan banyak lagi. Akankah lahir Kartini – Kartini baru di negeri ini??<br /><br /><br />Selamat Hari Ibu...<br />Seorang Ibu dengan keshalehannya diberkahi, hingga syurga berada di telapak kakinya..<br /><br /><br /><br />* ”Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu: Hamba Allah (Abdulloh)”<br />[Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 1 Agustus 1903]<br /><br />Sumber :<br /><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://fighter495.multiply.com/journal/item/58">http://fighter495. multiply. com/journal/ item/58</a><br /><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://pangerans.multiply.com/reviews/item/541/Surat_Kartini_kepada_Stella_6_November_1899?replies_read=3">http://pangerans. multiply. com/reviews/ item/541/ Surat_Kartini_ kepada_Stella_ 6_November_ 1899?replies_ read=3</a><br /><br /><br />-ANDI/2005-<br /></span>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-22377406127432110232008-04-14T09:55:00.003+07:002008-04-14T10:02:15.466+07:00Ketika Idealisme Diuji<div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman';"> Afwan jika nantinya dalam tulisan ini, ane sedikit “rasis”. Bermula dari pembicaraan dengan seorang adik kelas (lagi), ane menanyakan apakah ada ikhwan angkatannya yang mendaftar di STAN. Lalu adik tersebut menjawab, “Gak ada (atau sedikit sekali, ane lupa. afwan.) Mbak. Mereka ingin mempertahankan idealismenya.” Mungkin ada yang bingung, apa hubungan STAN dengan ke-idealisme-an. Ya! Seperti yang sudah diketahui, bahwa nantinya lulusan STAN hampir dapat dipastikan akan menjadi pengawal keuangan Negara (kami menyebut “pegawai Departemen Keuangan” sebagai “pengawal keuangan Negara”). Dan, sudah menjadi rahasia umum pula bahwa bekerja di Departemen Keuangan akan sering bersinggungan dengan uang yang tidak jelas asalnya alias korupsi. Begitu… Sepertinya mereka (ikhwan adek kelas ane) ingin mempertahankan idealisme mereka dengan tidak bersinggungan dengan uang-uang gak jelas ini. Lalu, ane berdiskusi dengan beberapa teman ane tentang masalah ini dan muncul dalam pikiran ane, “Oiya..ya..justru ketika masuk STAN, idealisme tersebut akan teruji”. Kok bisa?</span> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-indent: 24pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman';">Sedikit menyimpang dari tema, mungkin beberapa orang berpikir, ketika seseorang<span style=""> </span>memutuskan untuk masuk STAN, dia tidak akan lebih dibutuhkan dibandingkan ketika dia kuliah di tempat lain. Kabarnya sih, suasana di STAN itu sudah kondusif (dan itu memang benar), jadi pasti kadernya banyak. Makanya seorang aktivis dakwah lebih dibutuhkan di kampus lain (ini pendapat banyak orang). Akhi, Ukhti…ketika antum melihat banyaknya ikhwah di STAN, <span style=""> </span>ya! Itu memang benar, tapi tak sepenuhnya, karena nyatanya kamipun tetap kekurangan kader. Nyatanya, kami, ikhwah STAN, kadang kesulitan ketika harus menempatkan kader dalam wajihah-wajihah (organisasi). Apa masalahnya? Ya itu tadi, kami kekurangan kader. Sampai-sampai seorang kader harus memegang amanah dobel2 yang membuat ia tak bisa fokus dalam wajihahnya. Ane tau, di kampus lain pun juga mengalami masalah saperti ini. Yang ingin ane tekankan adalah, kader itu dibutuhkan dimana saja ia berada, baik di STAN maupun di kampus lain (afwan, hati ini merasa sedikit sakit saat ada ikhwah yang bilang, “Antum lebih dibutuhkan di kampus lain”, ketika ada ikhwah lain yang memutuskan masuk STAN, afwan… tapi insyaAllah sekarang udah engga' sakit hati, piss….^-^v)</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-indent: 24pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman';">Sebelum sampai pada kesimpulan tentang idealisme, boleh ane berbicara lebih jauh? Tentang birokrasi. Banyak ikhwah yang tak suka menjadi pegawai negeri. Ya! Tak masalah, toh orang bebas memilih apa yang diingininya. Ane kadang sedih ketika ada ikhwah yang memandang sebelah mata terhadap profesi yang satu ini. Ketika sebuah perjuangan dakwah itu dilakukan, ketika ingin menegakkan daulah Islamiyah, tidak bisa hanya dari satu sisi saja, tapi harus dari semua sisi, dan salah satunya adalah sisi pemerintahan. Mungkin banyak yang berfikir, “Toh kita hanya jadi bawahan, bukan sebagai pembuat kebijakan." Tapi, ketika tidak dimulai dari bawah, maka tak akan pernah ada. Ketika bidang ini “dipegang” oleh ikhwah, perjuangan menegakkan khilafah Islamiyah insyaAllah akan lebih mudah.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-indent: 24pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman';">Kembali lagi ke pokok permasalahan, tentang idealisme. Teringat cerita mbak murobbiy ane tentang suaminya yang juga bekerja di DepKeu. (Dari sini, sudut pandangnya adalah mbak murobbiy ane) Suatu hari, suami mbak menangis, dia berkata, “Uang di sana bagai laron yang beterbangan. Mudah sekali ditangkap." Dia menangis, bayangin dek, seorang lelaki menangis. Lalu mbak berkata, “Lebih baik saya dan anak-anak kelaparan daripada harus memakan uang haram tersebut (so sweet…^-^)." ( sekarang balik lagi ke sudut pandang ane ya!) Ya…jangan jadikan idealisme sebagai alasan. Karena ke-idealisme-an antum akan diuji dimanapun antum berada, dan di STAN ujiannya mungkin berupa harta kekayaan. Walaupun banyak yang berguguran, tapi banyak juga yang lolos. Selalu ada seleksi alam Akhi, Ukhti…untuk membuktikan seberapa kuat kita berpegang pada idealisme kita. Itulah…ketika idealisme itu diuji. Jadi, silakan masuk STAN, dan buktikan idealisme antum (afwan, bukan bermaksud rasis, cuma promosi, ^-^)</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-indent: 24pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman';">Wallahu a’lam bis shawab</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-indent: 24pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman';"> </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-indent: 24pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman';">Nb : silakan menanggapi artikel ini, terutama untuk yang merasa ane bicarakan dalam artikel di atas, ane mau tabayyun, gak mau su'udzon. Syukron katsir.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-indent: 24pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman';"> </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-indent: 24pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman';">Nee’06</span></div>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-26632009754238323552008-03-30T17:30:00.002+07:002008-03-30T17:39:30.974+07:00KEMAKSIATAN ANDA BERPENGARUH PADA GERAKAN DAKWAH<span style="" lang="SV"><o:p></o:p></span> <b style=""><span lang="SV" style="font-size:16;">K</span></b><span style="" lang="SV">adang, petaka kemaksiatan seorang aktivis Islamatau sejumlah aktivis melebar mengenai gerakan dakwah, atau menimpakan kekalahan kepadanya, atau menyebabkannya mendapatkan ujian berat. Apalagi, jika kemaksiatan itu tergolong dosa besar, atau<span style=""> </span>dikerjakan level<i style=""> qiyadah</i> (pemimpin), atau dilakukan figur panutan, atau tidak dicegah secara maksimal oleh gerakan dakwah, atau taubat darinya bukan taubat <i style="">nashuhah</i>. Mahabenar Allah ketika berfirman,<o:p></o:p></span> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span><i style=""><span style="" lang="SV">“Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kalian.”</span></i><span style="" lang="SV"> (Al-Anfal: 25)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i style=""><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></i><span style="" lang="SV">Jika kita kaji Perang Uhud, kita temukan sebab kekalahan kaum Muslimin di dalamnya ialah indispliner sebagian pasukan pemanah, yang jumlah mereka tidak mencapai 4%, dari jumlah total pasukan kaum Muslimin ketika itu. Apa akibatnya? Tujuh puluh sahabat terbunuh, perut mereka dibelah, hidung dan telinga mereka dipotong-potong, Rasulullah <i style="">Shallallahu Alaihi wa Sallam</i> terluka, wajah beliau terluka, dan gigi antara gigi seri dengan gigi taring beliau tercabut. Kendati demikian, Allah <i style="">Ta’ala</i> memaafkan mereka, seperti dijelaskan Al-Qur’an,<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span><i style=""><span style="" lang="SV">“Dan sesunggunya Allah memaafkan kalian.”</span></i><span style="" lang="SV"> (Ali-Imran: 152).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p>Seseorang berkata kepada Al-Hasan Al-Bashri, “Bagaimana Allah memaafkan para pemanah, padahal tujuh puluh sahabat terbunuh?” Al-Hasan Al-Bashri menjawab, “Kalau sekiranya Allah tidak memaafkan mereka, tentu Dia menghabisi mereka semua.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="FI">Itu semua akibat kemaksiatan, seperti dijelaskan Allah <i style="">Ta’ala</i>,<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span><i style=""><span style="" lang="FI">“Dan mengapa ketika kalian ditimpa musibah (di Perang Uhud), padahal kalian telah menimpakan</span></i><span style="" lang="FI"> <i style="">kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuh kalian (di Perang Badar) kalian berkata, ‘Dari mana datangnya (kekalahan) ini? ‘katakan, ‘Itu dari diri kalian sendiri”.” </i>(Ali-Imran: 165).<i style=""><o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p>Allah <i style="">Ta’ala</i> berfirman,<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span><i style=""><span style="" lang="FI">“Pada saat kalian lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepada kalian apa yang kalian sukai.”</span></i><span style="" lang="FI"> </span><span style="" lang="SV">(Ali-Imran: 152).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i style=""><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></i><span style="" lang="SV">Masalah ini juga terlihat dengan jelas di Perang Hunain. Di awal perang, kaum Muslimin kalah, akibat sebagian dari mereka terlalu bangga dengan jumlah pasukan dan senjata, serta lupa kalau kemenangan datang dari Allah <i style="">Ta’ala</i>. Orang-orang yang bangga dengan jumlah pasukan dan senjata ketika itu orang-orang yang baru masuk Islam. Seorang dari mereka berkata, “Hari ini kita tidak kalah oleh pasukan yang jumlah tentaranya sedikit.” Akibat <i style="">ujub</i> seperti ialah seperti dijelaskan Al-Qur’an.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span><i style=""><span style="" lang="SV">“Dan (ingatlah) Perang Hunaian, yaitu di waktu kalian congkak karena banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun, dan bumi yang luas itu terasa sempit oleh kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai.”</span></i><span style="" lang="SV"> (At-Taubah: 25).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><i style=""><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p>Akhi-ukhti, </span></i><span style="" lang="SV">aktivis Islam, renungkan baik-baik firman Allah <i style="">Ta’ala,<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><i style=""><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p>“Dan bumi yang luas itu terasa sempit oleh kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai.”</span></i><span style="" lang="SV"> (At-Taubah: 25).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent"><i style=""><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></i><span style="" lang="SV">Saya katakan, gerakan dakwah yang ingin menegakkan agama di atas bumi itu harus lebih serius memberants kemungkaran di internal mereka, daripada kemungkaran di eksternal mereka. Sebab, jika mereka sukses memperbaiki kondisi internal mereka, mereka lebih sukses membenahi kondisi eksternal mereka. Bahkan, saya tegaskan, mereka tidak sukses memperbaiki kondisi eksternal sebelum mereka sukses membenahi kondisi internal mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Sebelum mengakhiri pembahasan tentang kemasiatan, saya ingin menggarisbawahi masalah penting, yaitu kemaksiatan-kemaksiatan yang saya maksud ini bukan hanya kemaksiatn-kemaksiatan yang terlihat, tapi mencakup kemaksiatan-kemaksiatan batin, yang tidak terlihat. Kadang, kemaksiatan-kemaksiatan batin, misalnya riya’, <i style="">ujub</i>, dengki, ambisi jabatan, dan sombong itu lebih membahayakan, daripada kemaksiatan-kemaksiatan yang terlihat. Sebab, sesuatu yang tidak terlihat itu seperti kanker, yang menyebar secara cepat di tubuh dan menghancurkannya tanpa sakit dan tanda-tanda yang bisa dirasakan orang yang bersangkutan dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Kecuali, setelah beberapa waktu, di mana ketika itu, dokter sudah tidak dapat berbuat apa-apa dan obat juga tidak berguna lagi. Bukankah kekalahan kaum Muslimin di Perang Hunain disebabkan kemaksiatan yang tidak terlihat, yaitu <i style="">ujub</i>? Biasanya, orang yang bukan pakar sulit mendeteksi penyakit-penyakit batin, apalagi yang bukan pakar!<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Hendaklah gerakan dakwah mewaspadai seluruh kemaksiatan. Para <i style="">qiyadah</i>-nya harus membersihkan hati mereka dan berusaha semaksimal mungkin membersihkan hati kader-kader mereka, dengan segala sarana yang disyariatkan Islam dan tulis di banyak buku. Mereka mesti tahu bahwa tindakan prefentif lebih baik dari tindakan kuratif dan sedikit uang untuk biaya tindakan kuratif dan sedikit uang untuk biaya tindakan prefentif lebih baik daripada berjuta-juta uang untuk biaya kuratif. Mereka juga harus tahu bahwa terapi dan tindakan prefentif paling penting untuk mengatasi penyakit-penyakit batin ialah para tokoh dan figur panutan di gerakan dakwah hendaknya paling taat kepada Allah <i style="">Ta’ala</i>, hati dan organ tubuh mereka bersih dari segala syubhat, dosa-dosa kecil, dan dosa-dosa besar, baik dosa-dosa yang terlihat maupun tang tidak trelihat. </span><span style="" lang="FI">Rakyat itu menurut perilaku penguasa mereka dan mengikuti pemimpin mereka, <i style="">wallahu a’lam</i>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style=";font-family:";font-size:20;" lang="EN-GB" ><span style="">O<span style="">O<span style="">O</span></span></span></span><span lang="EN-GB"><o:p></o:p></span></b></p> ***** admin SALAMSMADA*****salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-6031886731384703072008-03-26T13:23:00.002+07:002008-03-26T13:38:36.445+07:00KETIKA AMANAH DIMAKNAI SEBAGAI KARIR DAKWAH<div style="text-align: justify;">Di suatu hari yang cerah, beberapa akhawat duduk melingkar dan mereka membicarakan banyak hal, salah satunya adalah tentang da’wah kampus. Seorang al-ukh berkata,“Eh, si fulan karir da’wahnya sedang naik nih.” Ternyata berita seorang al-akh yang baru diamanahi sebagai ketua rohis fakultas di sebuah universitas, terdengar juga di telinga akhwat. Kemudian mereka membicarakan pula teman-teman lain yang karir da’wahnya sedang menanjak. Hmm...Karir Da'wah?<br /></div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="" lang="EN"><br />Di tempat lainnya, seorang aktivis sedikit mengeluh,“Masa gua lagi… gua lagi..yang ngerjain beginian, lah kapan gua naik pangkatnya...” Ia enggan mengerjakan tugas yang baginya tidak layak dikerjakan olehnya yang sudah seharusnya menjabat posisi tertentu.<br /><br />Seorang aktivis murung, wajahnya meredup kala mengetahui bahwa dirinya tidak tercantum sebagai calon ketua keputrian rohis, padahal ia sangat yakin dirinya akan masuk nominasi. Ia mengeluh kian kemari, dan tidak habis pikir mengapa dirinya tidak masuk, apalagi nominasi lainnya jelas-jelas belum berhijab. Dan ia sibuk mencari pembenaran. Kecewa, ia merasa dirinya lebih pantas dari yang lain.<br /></span><b style=""><span style="font-size: 14pt;" lang="EN"><br /><u>Karir Da’wah dan Kesiapan Pemahaman</u></span></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="" lang="EN"><br />Di dalam Buku “Manajemen Sumber Daya Manusia 2” oleh Garry Dessler, Career atau Karir diartikan sebagai seluruh jabatan yang didapatkan seseorang selama hidupnya. Dan Career Path atau Jenjang Karir adalah serangkaian pola dari pekerjaan-pekerjaan yang membentuk karir seseorang. Karir membutuhkan perencanaan, yang mana seharusnya sebuah organisasi memberi peluang kemajuan karir kepada anggotanya.<br /><br />Sedang makna Da’wah adalah menyeru manusia kepada Al-Haq, menyeru manusia kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Di dalam da’wah, ada nilai-nilai yang harus diemban, yaitu <b style=""><i style="">keikhlasan, keteladanan, lemah lembut dalam menyuruh dan melarang, mengerti apa yang harus dilakukan dan adil terhadap apa yang harus dilarang.</i></b> Da’wah dilakukan hanya karena Allah dan sang pengemban da’wah tidak meminta imbalan kepada siapapun kecuali imbalan dari Allah SWT. Tanpa orientasi “<b style=""><i style="">Allahu Ghoyatuna</i></b>” ini, maka rusaklah da’wah yang diserukan, sia-sia sajalah apa yang sang da’i usahakan.<br /><br />Di dalam organisasi da’wah, memang ada konsep fase-fase Da’wah Fardiyah untuk membentuk seorang kader. Fase yang pertama adalah <b style=""><i style="">tsiqoh</i></b>, fase kedua <b style=""><i style="">menyatu dengan</i></b> <b style=""><i style="">da’wah</i></b>, dan ketiga adalah <b style=""><i style="">bergerak bersama da’wah</i></b>. Namun yang sering terjadi adalah lompatan fase akibat mengejar target jumlah kader, yaitu dari fase pertama melompat ke fase ketiga. Di mana saat fase ketiga ini, seseorang diajak bergerak bersama dalam da’wah, dalam kepanitiaan atau kepengurusan misalnya. Akhirnya timbullah gerak tanpa ruh, gerak tanpa diiringi pemahaman mendalam tentang esensi da’wah. Hingga muncullah kader-kader yang menganggap amanah kepemimpinan sebagai wujud keistimewaan, amanah sebagai wujud karir.<br /><br />Ketika seseorang bergabung dalam organisasi da’wah maka seharusnya orientasinya bukanlah duniawi, tetapi ukhrawi. Ada cita-cita bersama dalam jamaah. Sebuah organisasi memang menjadi tempat untuk menggali potensi diri. Di dalam organisasi, kita dapat berlatih dinamika kelompok. Di dalam organisasi, kita <span style="font-style: italic;">sparring</span> dengan dunia kampus. Namun organisasi da’wah berbeda dengan organisasi lain karena organisasi da’wah menggelar acara dengan tujuan berda’wah, karena Allah. Dan ketika seseorang yang belum memiliki pemahaman yang benar tentang da’wah diserahi amanah sebagai pemimpin misalnya, yang terjadi adalah terselenggaranya acara tanpa diiringi ruh da’wah, yang terjadi adalah kader-kader yang berorientasi hasil dan bukan proses. “Ane merasa menjadi sapi perah di organisasi ini…” Demikian keluhan seorang al-akh yang notabene seorang kader senior yang diungkapkan lewat sebuah forum tertutup.<br /><br /></span><b style=""><span style="font-size: 14pt;" lang="EN">Hakekat Amanah</span></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="" lang="EN"><br />Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipahami ketika seseorang memiliki amanah:<br /><br /></span><b style=""><span style="" lang="EN">1. Amanah = Tanggung Jawab.</span></b><span style="" lang="EN"><br />Di dalam Islam, sebuah amanah kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapanNya. Ketika Allah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tak ada yang mau menerimanya kecuali manusia. Dan adalah manusia itu sangat zalim dan bodoh. <b style=""><i style="">“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS.34:71)<br /></i></b></span><b style=""><i style=""><span style="" lang="EN"><br /></span></i></b><b style=""><span style="" lang="EN">2. Jangan Merasa Berbeda</span></b><span style="" lang="EN"><br />Seorang al-ukh yang seniot menegur juniornya yang tengah sibuk membuat mading masjid. Ia berkata,“Dek, tidak seharusnya kamu mengerjakan ini, teman-teman yang lain kan bisa melakukannya.” Sang senior beranggapan bahwa hal remeh temeh tidak seharusnya dilakukan oleh sang junior yang menjabat sebagai ketua keputrian rohis. Sang junior menatap seniornya, terdiam sebentar dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia sangat tidak setuju dengan pendapat seniornya karena ia teringat Rasulullah Shalallahu <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1206512113_0">Alaihi wa Sallam</span> saat memerintahkan untuk menyembelih seekor domba. Seseorang berkata, "Akulah yang akan menyembelihnya", yang lain berkata "Akulah yang akan mengulitinya", Lalu Beliau bersabda, "Akulah yang akan mengumpulkan kayu bakarnya." Mereka berkata, "Kami akan mencukupkan bagi engkau." Beliau bersabda, "Aku sudah tahu kalian akan mencukupkan bagiku. Tapi aku tidak suka berbeda dari kalian. Sesungguhnya Allah tidak menyukai hambaNya yang berbeda di tengah-tengah rekannya.”<br /><br /></span><b style=""><span style="" lang="EN">3. Besarnya Amanah Bukanlah Indikasi ‘Lebih Baik’</span></b><span style="" lang="EN"><br />Orang-orang terdahulu sangat memahami hakikat amanah sehingga mereka tidak memandangnya sebagai kelebihan, justru sebagai sebuah beban. Sebagaimana pidato Umar bin Abdul Aziz saat naik ke podium negara untuk pertama kalinya,”Ketahuilah bahwa aku bukanlah orang yang terbaik di antara kamu. Akan tetapi, aku hanyalah seorang laki-laki seperti kamu semua. Namun Allah telah menjadikan aku sebagai orang yang paling berat bebannya di antara kamu."<br /><br /></span><b style=""><span style="" lang="EN">4. Membumi Bersama Anggota</span></b><span style="" lang="EN"><br />Pemimpin dalam Islam, bukan sekedar memerintah tetapi juga terjun langsung bersama anggotanya. Ini bukan berarti sang pemimpin tidak memiliki kafaah pendelegasian tugas, namun karena selayaknya seorang pemimpin memberikan teladan dan melayani. Hal ini sebagaimana Rasulullah Shalallahu <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1206512113_1">Alaihi wa Sallam</span> tunjukkan keteladanan itu ketika Rasulullah Shalallahu <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1206512113_2">Alaihi wa Sallam</span> membangun masjid Nabawi di Madinah bersama para sahabatnya. Beliau tidak hanya menyuruh dan mengatur atau tunjuk sana tunjuk sini, tapi beliau turun langsung mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis sekalipun. Beliau membawa batu bata dari tempatnya ke lokasi pembangunan.<br /><br /></span><b style=""><span style="" lang="EN">5. Berendah Hatilah</span></b><span style="" lang="EN"><br />Sesungguhnya kita harus senantiasa berendah hati dan berlemah lembut terhadap orang-orang yang beriman. Memiliki jabatan bukan berarti angkuh di atas singgasana dan hanya memberi instruksi. Lihatlah Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang datang ke sebuah pasar untuk mengetahui langsung keadaan pasar, maka ia datang sendirian dengan penampilan biasa, bahkan sangat sederhana sehingga ada yang menduga kalau ia seorang kuli panggul lalu orang itupun menyuruhnya untuk membawakan barang yang tak mampu dibawanya. Umar membawakan barang orang itu dengan maksud menolongnya, bukan untuk mendapatkan upah. Namun ditengah jalan, ada orang memanggilnya dengan panggilan ‘Amirul Mu’minin’ sehingga pemilik barang yang tidak begitu memperhatikannya menjadi memperhatikan siapa orang yang telah disuruhnya membawa barangnya. Setelah ia tahu bahwa yang disuruhnya adalah seorang khalifah, iapun meminta maaf, namun Umar merasa hal itu bukanlah suatu kesalahan.<br /></span><b style=""><span style="" lang="EN"><br />6. Jangan Karena <span style=""> </span>Ambisi</span></b><span style="" lang="EN"><br />Rasulullah Shalallahu <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1206512113_3">Alaihi wa Sallam</span> berkata kepada Abdurrahman bin Samurah,“Janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya.” (HR.Bukhari dan Muslim)<br /><br />Namun bukan berarti pula kita tidak boleh menerima amanah. Rasulullah Shalallahu <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1206512113_4">Alaihi wa Sallam</span> bersabda,“Barangsiapa yang diserahi kekuasaan urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum lemah dan orang-orang yang membutuhkannya, maka Allah tidak akan mengindahkannya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad).<br /><br />Atau seperti ucapan Nabi Yusuf di Surat Yusuf ayat 55,”Berkata Yusuf, 'Jadikankah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.” (QS.12:55)<br /> <br /> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="" lang="EN">NB: SUBHANALLAH !! hr ini adalah hari yang penuh ujian untuk ana. Ketika ada sebuah amanah besar yang harus ana emban. Sementara amanah yang lainnya harus tetap berjalan. YA ALLAH, semoga keikhlasanq tetap terjaga. Jangan biarkan syetan masuk untuk menghancurkan semua ini. Disaat medan da'wah semakin curam, disaat tantangan semakin besar, semoga kita semua tetap istiqomah di jalanNya. Ingat kita udah MAHASISWA!! Apalagi Aktivis Dakwah Kampus!! So, peran kita sangatlah diperlukan untuk merubah dunia ini. Ingat kan 3 fungsi mahasiswa?? Yaitu sebagai Agent Of Change,<span style=""> </span>Moral Force, dan Iron Stock. Tadi malam tepat pukul 22.30 ada sms datang, SELAMAT dek. anti diterima di.........! semoga bisa menjalankan amanahnya dengan baik. Kemudian jam 08.30 tadi ana dapat sms lagi, SELAMAT anda telah diberi kepercayaan untuk memegang amanah ........! SUBHANALLAH..... tubuh ini menjadi dingin. Alhamdulillah gak sampe pingsan. Ya ALLAH, berilah hambaMu ini kemudahan dalam berjihad di jalanMu. InsyaAllah dengan ridhoMu, ana bisa memberikan yang terbaik untuk da'wah ini. </span></i></b><span style="" lang="EN"><br /><br /><b style=""><i style="">Organisasi da’wah tentu memiliki struktur dan itu hanya untuk memudahkan kinerja, maka hendaknya kita tidak memandang istimewa seseorang dari jabatannya, tetapi dari ketaqwaannya.<br /><br />Rasulullah Shalallahu <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1206512113_5">Alaihi wa Sallam</span> bersabda,“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukanmu maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertaqwa.” (HR. Muslim).<br /><br />Setelah memahami apa dan bagaimana amanah, maka tidak selayaknya seorang kader memandang mulia orang yang besar amanahnya dan memandang rendah dirinya hanya karena amanahnya tidak besar. Tidak selayaknya pula seorang aktivis merangkai jenjang karir berupa karir da’wah dan menghitung-hitung untung rugi, karena sesungguhnya Allah tidak menilai besar kecilnya amanah, Allah tidak menilai tinggi rendahnya jabatan, tetapi Allah menilai kesungguhan dan keikhlasan kita. Biarlah Allah saja yang membalas da’wah kita ini, dan katakanlah sebagaimana para nabi telah berkata,“Sesungguhnya aku tidak meminta upah kepadamu atas seruanku ini, upahku hanyalah dari Allah, Tuhan Semesta Alam.” Wallahu’alam bishowab.</i></b></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="" lang="EN"> </span></i></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="" lang="EN">HAMASAH !!!</span></i></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="" lang="EN">Jazakumulloh khairan katsiran. </span></i></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="" lang="EN"> </span></i></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="font-size: 14pt;" lang="EN">Anik Rahmawati P_06</span></i></b></p>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-18994721124946746842008-03-13T11:58:00.002+07:002008-03-13T12:12:28.476+07:00PUISI INDAH DARI RENDRA<p>Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,<br /> bahwa sesungguhnya ini hanya titipan<br /> Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,<br /> bahwa hartaku hanya titipan Nya<br /> Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?<br /> Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?</p> <p>Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?<br /> Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?<br /> Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh<br /> Nya?</p> <p>Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,<br /> kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,<br /> kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita</p> <p>Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,<br /> aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,<br /> lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.</p> <p>Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku<br /> Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:<br /> "aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,<br /> dan nikmat dunia kerap menghampiriku</p> <p>Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih<br /> Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku" dan<br /> menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,</p> <p>Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk<br /> beribadah...<br /> "Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"</p> <p>By WS Rendra</p><br /><p>-vivid-</p><p>Tadi waktu ana online, ana langsung nemuin puisi ini. Isinya pas banget jika dihubungkan dengan kejadian yang ana alami hari ini. Puisi ini mengingatkan ana pada suatu kehidupan kekal yang abadi nanti, yaitu kelak di akhirat. Astaghfirullah,,, tadi ana hampir tertabrak kereta. Ini bukan kejadian pertama kalinya. Sudah kesekian kali. Tetapi, untuk yang tadi, bener-bener mengerikan. Tadi keretanya kereta "pakuan express" dan tinggal beberapa meter jaraknya dengan ana berdiri. Ana waktu itu sudah tepat di rel kereta. Tinggal hitungan detik,, bukan menit.Maha besar Allah... Allah masih memberi umur untuk ana. Mungkin ini adalah PERINGATAN untuk ana agar lebih banyak beramal dan beribadah. Langsung setelah kejadian tersebut ana Shock, kaki gemetar, hampir pngsan. Ya Allah, jikalau Kau mau mencabut nyawaku, cabutlah nyawaku dalam keadaan baik. Astaghfirullah,, astaghfirullah,, astaghfirullah,,</p>Akhi, ukhti afwan... maaf jika ana banyak berbuat dosa ma antum semua. Jika ada kata-kata ana yang kemaren-kemaren yang membuat antum tersinggung atau sakit hati.<br /><br />ALLAHU AKBAR!!!<br /><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-16138214127227851052008-03-03T16:33:00.003+07:002008-03-05T11:41:28.160+07:00SEMANGAT ORANG-ORANG BERIMAN<span lang="FR"></span><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="TR" style="font-size:100%;">Sumber Semangat Orang-orang Beriman: Iman, Cinta, dan Takwa Mereka kepada Allah</span> </span></span><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Semangat dan gairah orang-orang beriman sangat berbeda dari konsep yang banyak dianut masyarakat jahiliah, yang didasarkan pada kepentingan. Kecintaan orang-orang beriman kepada Allah dan ketaatan mereka kepada-Nya adalah penyebabnya. Mereka tidak merasa terikat dengan kehidupan dunia ini seperti para anggota masyarakat jahiliah, tetapi terikat dengan Allah, Yang Maha Penga­sih, yang menciptakan mereka dari bukan apa-apa, dan memberi mereka berbagai sarana. Alasan yang terpenting ialah bahwa orang-orang beriman mengevaluasi peristiwa-peristiwa dengan kesadaran yang jernih. Mereka sadar bahwa Allah menjaga kehidup­an seseorang setiap saat, bahwa Dia melin­dungi semua makhluk, dan bahwa semua makhluk bergantung kepada-Nya. Disebab­kan oleh cinta mereka dan ketaatan mereka kepada Allah, mereka berusaha keras untuk memperoleh keridhaan-Nya sepanjang hidup mereka. Hasrat untuk memperoleh ridha Allah merupakan sumber terpenting sema­ngat dan kegembiraan bagi orang-orang beriman. Cita-cita untuk memperoleh ridha Allah dan mencapai surga menjadi sumber energi dan semangat dalam diri orang-orang beriman.</span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;"></span></div><div class="SubJudul" style="MARGIN: 5.65pt 0cm 2.85pt 14.15pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;">Semangat Orang-orang Beriman Tidak Pernah Padam</span></div><div class="Arab" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="IN" style="FONT-STYLE: normal">“Sesungguhnya orang-orang mukmin hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka demi membela agama Allah. </span><span style="FONT-STYLE: normal">Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Q.s. al-Hujurat: 15).</span></span></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Penjelasan ini menunjukkan bahwa sema­ngat orang-orang beriman bersemayam dalam hati. Hal ini disebabkan karena perjuangan untuk mendukung nilai-nilai mereka berlang­sung seumur hidup dan hanya dito­pang dengan semangat yang bersumber pada ke­iman­an. Kegigihan orang-orang beriman dalam usaha mereka yang terus menerus juga dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw: “Per­buatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan yang dilakukan dengan istiqa­mah.” (H.r. Bukhari).</span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Faktor lain yang membuat semangat orang-orang beriman tetap kuat dan segar adalah rasa penghargaan yang disertai dengan kerinduan dalam hati mereka, yang mereka alami sepanjang hidup:</span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;"></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="SV" style="FONT-STYLE: normal">“Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” </span><span style="FONT-STYLE: normal">(Q.s. al-A‘raf: 56).</span></span></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 0cm"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;"></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Makna dari “Rasa takut dan harapan” ialah sebagai berikut: Orang beriman tidak pernah dapat yakin apakah Allah ridha dengan mere­ka, dan apakah mereka telah mem­perlihatkan perilaku moral yang baik, yang membuat mereka layak mendapatkan surga. Karena alasan ini mereka takut akan hukuman Allah dan terus-menerus berusaha untuk menyem­pur­nakan moral. Semen­tara itu, mere­ka tahu bahwa melalui gairah dan ketulusan, mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh ridha Allah, cinta-Nya dan rahmat-Nya. Mereka mengalami ketakut­an dan harapan sekaligus; mereka bekerja keras tetapi tidak pernah merasa usaha mereka cukup dan tidak pernah menganggap diri mereka sempurna, sebagaimana dinyatakan dalam ayat:</span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt; TEXT-ALIGN: right" align="right"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="IN" style="FONT-STYLE: normal">“Mereka takut kepada Tuhannya dan takut dengan hisab (perhitungan amal) yang buruk.” </span><span style="FONT-STYLE: normal">(Q.s. ar-Ra‘d: 21).</span></span></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 0cm"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;"></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Karena itu, mereka memeluk agama Allah dengan semangat besar dan melakukan usaha besar untuk kepentingan ini. Rasa takut kepada Allah menyebabkan mereka tidak lemah-hati atau lalai, dan perasaan ini mendu­kung semangatnya. Karena tahu bahwa Allah memberikan kabar gembira tentang surga bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, sehingga mendorong mereka untuk terus ber­amal dan memperkuat komit­mennya.</span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Sebagaimana terlihat, konsep orang ber­iman tentang semangat sangat berbeda dari konsep masyarakat jahiliah. Dibandingkan dengan semangat kontemporer orang-orang kafir, semangat orang beriman merupakan luapan kegembiraan yang dipelihara oleh iman kepada Allah. Dia telah memberikan kepada orang-orang beriman kabar gembira tentang hasil dari semangat yang terus-me­nerus dalam al-Qur’an:</span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;"></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="IN" style="FONT-STYLE: normal">“Dan sampaikanlah berita gembira kepa­da orang-orang mukmin, bahwa sesung­guh­nya mereka memperoleh karunia yang besar dari Allah.” </span><span style="FONT-STYLE: normal">(Q.s. al-Ahzab: 47).</span></span></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;"></span></div><div class="SubJudul" style="MARGIN: 5.65pt 0cm 2.85pt 14.15pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="IN"></span><span lang="TR">Mereka Lebih Dahulu Berbuat Kebaikan</span></span></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Iman dan ketaatan seseorang kepada Allah tidaklah sama. Allah telah menyatakan bahwa dalam hal keimanan, orang-orang beriman itu memiliki tingkatan-tingkatan tertentu:</span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;"></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="IN" style="FONT-STYLE: normal">“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih dian­tara hamba-hamba Kami, lalu diantara mere­ka ada yang menganiaya dirinya sendiri dan diantara mereka ada yang per­tengahan dan diantara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. </span><span style="FONT-STYLE: normal">Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” (Q.s. Fathir: 32).</span></span></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 0cm"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;"></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Apa yang memberikan kekuatan kepada mereka yang “lebih dahulu” ialah ketaatan mereka kepada Allah dan kerendahan hati mereka di hadapan-Nya. Keimanan mereka yang tulus memberi mereka semangat yang besar untuk berlomba-lomba dalam memper­oleh ridha Allah. Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa mereka yang berusaha dan berjuang di jalan Allah dengan harta dan diri mereka akan diberi derajat yang tinggi di sisi Allah:</span></div><div class="Arab" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="IN" style="FONT-STYLE: normal">“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad demi membela agama Allah dengan harta dan jiwanya. </span><span lang="SV" style="FONT-STYLE: normal">Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing Allah men­jan­ji­kan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad di atas orang yang duduk dengan pahala yang besar. Yaitu beberapa derajat daripada-Nya am­pun­an serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” </span><span style="FONT-STYLE: normal">(Q.s. an-Nisa’: 95-6).</span></span></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Mereka yang “pertengahan” adalah orang-orang yang lebih memilih jalan tengah daripada berusaha keras dengan hati dan jiwa mereka untuk memperoleh ridha Allah. Tak diragukan lagi, kondisi mereka di akhirat tidak akan sama dengan mereka yang lebih dahulu dalam beramal.</span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="TR" style="color:windowtext;">Di samping itu, Allah telah menyebutkan kelompok ketiga di kalangan orang</span><span lang="IN" style="color:windowtext;">-</span><span lang="TR" style="color:windowtext;">orang Islam: mereka yang tertinggal dalam hal gairah mereka untuk beramal.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt; TEXT-ALIGN: right" align="right"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="SV" style="FONT-STYLE: normal">“Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran).” </span><span style="FONT-STYLE: normal">(Q.s. an-Nisa’: 72).</span></span></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 0cm"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;"></span></div><div class="Materi" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="TR" style="font-family:arial;font-size:130%;color:windowtext;">Sebagaimana dinyatakan dalam ayat yang dikutip sebelumnya dari Surat Fathir, orang-orang semacam itu menganiaya diri mereka sendiri, dan keadaan mereka di akhirat akan mencerminkan perbedaan itu. Sementara mereka yang lebih dahulu dalam beramal akan memperoleh derajat tertinggi dalam pandangan Allah, tetapi mereka yang lalai akan melihat usaha mereka hilang kecuali jika mereka bertobat dan mengganti kelalaiannya. Dua ayat dari al-Qur’an dapat dikutip sebagai contoh tentang masing-masing keadaan:</span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt"><span lang="IN" style="font-family:arial;font-size:130%;"><em></em></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:arial;"><span lang="IN" style="FONT-STYLE: normal">“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad demi agama Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” </span><span style="FONT-STYLE: normal">(Q.s. at-Taubah: 20).</span></span></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="FONT-STYLE: normal;font-family:arial;font-size:130%;" ></span></div><div class="ArtiQuranHadis" style="MARGIN: 0cm 0cm 2.85pt 14.15pt; TEXT-INDENT: 3pt"><span style="FONT-STYLE: normal;font-family:arial;font-size:130%;" >“Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan pahala amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Q.s. al-Ahzab: 19).</span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="EN-GB" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="EN-GB" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="EN-GB" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="SV" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="SV" style="font-family:arial;font-size:130%;">>>Diambil dari : “Semangat dan Gairah” karya Harun Yahya<<</span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="SV" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="SV" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="SV" style="font-family:arial;font-size:130%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt"><span lang="SV" style="font-family:arial;font-size:130%;"><strong>iffah_febUGM_06</strong></span></div>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-13837885410255576232008-02-20T22:54:00.003+07:002008-02-20T22:59:14.576+07:00Kenapa?<div>Assalamualaikum..</div> <div>Dulu waktu SMA, ane pernah ngobrol2 dengan seorang Al-Ukh membicarakan tentang penurunan kualitas ade2 rohis ( ini menurut kami). ane bilang, " Iya ya ukh, knapa ya kok ade2 nya kaya gini?"Dan pembicaraan tersebut terhenti, tak menemukan jawaban.</div> <div>Lalu setelah kuliah, ane dilaporin oleh ade2 yang saat itu masih memegang amanah di SKI." Mba, ade2nya smakin sedikit yang mau ikut kajian, kayanya kualitasnya jadi menurun deh.."</div> <div>Dan ane baru tersadar, knapa hal ini tak terfikirkan oleh kami saat itu.</div> <div>Ruhiyah. Ya! Ane baru sadar bahwa mungkin saja yang menyebabkan penurunan kualitas dari tahun ke tahun adalah karena kondisi ruhiyah kami (paling tidak ane) yang tak terjaga. Ane baru tersadar bahwa saat SMA bisa dibilang ruhiyah ane acak2an. ikut kajian hanya sekedar rutinitas, bahkan sempat terbersit males ikut kajian. Tapi alhamdulillah pikiran untuk benar2 meninggalkan liqo' tak pernah terlintas di benak ane (insya Allah). Lalu tilawah. Astaghfirullah...Ane malu jika teringat masa2 itu. Ane, anak rohis, yang telah menguatkan azzam untuk berdakwah di jalan Allah, sama sekali tak rutin tilawah. Boro2 satu juz per hari, satu lembar saja tidak. Apalagi mentadabburi ayat2 cintaNya. Astaghfirullah... Hanya itu yang bisa ane ucapkan saat ini.</div> <div>Ya, seorang kader dakwah seharusnya memutaba'ahi amalan yaumiahnya, sesuatu yang tak ane lakukan saat itu.</div> <div>Ane hanya bisa nggrundel, mengeluh, kenapa bisa begini..kenapa bisa begitu tanpa menyadari bahwa -mungkin- ane sendirilah yang menjadi penyebabnya.</div> <div>Padahal sebagai seorang kader dakwah, seharusnya ada kriteria2 yang harus dicapai, kriteria tersebut antara lain :</div> <ul><li>tilawah (paling tidak satu juz perhari)</li><li>mentadabburi artinya</li><li>qiyamul lail</li><li>dzikir pagi dan petang</li><li>rutin shaum sunnah </li><li>benar dalam ucapan dan janji</li><li>ikhlas dalam berdakwah</li><li>merasakan muroqobatulah</li><li>melaksanakan amal2 fardu pada waktunya</li><li>selalu berniat <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1203522773_0">jihad</span> dan mati syahid</li><li>selalu memperbaharui taubat, istighfar</li></ul> <div>Itulah antara lain kriteria individu muslim. Jadi tak hanya menyalahkan keadaan dan orang lain, tapi juga memuhasabahi diri sendiri. Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai kriteria2 tersebut kan? Sepakat?!</div> <div>Jadi jika kita berada dalam kondisi yang menurut kita tak seharusnya terjadi, kondisi yang menurut kita parah, hancur, atau apapun namanya, cobalah lihat ke dalam diri sendiri dan tanyakan, apa kabar ruhiyah?</div> <div>wallahua'lam bisshowab.</div> <div>wassalamualaikum..</div> <div>-nee '06-</div>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-36373770635329460582008-02-12T16:03:00.001+07:002008-02-13T13:58:56.115+07:00VALENTINE'S DAY ITU HANYA BUALAN alias OMONG KOSONG BELAKAIf there were no words…no way to speak<br />I would still hear you<br />If there were no tears<br />No way to feel inside, I’d still feel for you<br /><br />And even if the sun refused to shine<br />Even if romance ran out of rhyme<br />You would still have my heart until the end of time<br />You’re all I need, my love, my Valentine<br /><br />Pernah mendengar lantunan lagu dari lirik di atas? Yup, itu adalah penggalan lagu wajib bulan Februari yang berjudul Valentine. Dengan suara merdu Martina McBride diiringi lantunan piano ciamik dari Jim Brickman, lengkap sudah nuansa syahdu yang dihadirkannya. Apalagi kalo kamu lagi poling in lop (falling in love), huaaa….suasana Februari yang mellow jadi semakin biru…. (eh, pink kali yee..).<br /><br />Kehebohan Valentine’s Day (VD) sebagai sebuah perayaan hampir-hampir menjadi menu wajib dan menggantikan hari besar lainnya. Coba bandingkan peringatan Isra’ Mi’raj, dan Maulid Nabi dengan Valentine’s Day. Jauh banget dah. Peringatan hari besar Islam identik dengan ceramah, dihadiri oleh sosok berjenggot dan perempuan berjilbab, dan dirayakan secara sederhana. Itu semua bagi sebagian orang dianggap sebagai simbol kuno.<br /><br />Sebaliknya dengan perayaan VD yang identik dengan pesta sambil membawa pasangan lawan jenis masing-masing, baju rapi jali bagi yang cowok dan gaun malam yang setengah telanjang bagi si cewek, dan perayaan secara mewah. Inilah simbol yang katanya modern yang banyak diikuti remaja.<br />Anak SD, SMP, SMA, hingga kuliah bahkan yang sudah kerja pun merasa bahwa merayakan hari Valentine adalah wajib. Didorong oleh media baik elektronik semacam TV dan cetak semisal surat kabar, majalah dan tabloid, momen Valentine’s Day ini sengaja di blow-up oleh pihak-pihak tertentu. Seakan-akan ada rasa malu dan ketinggalan jaman bila sampai tidak ikut merayakan hari yang katanya penanda kasih sayang itu.<br /><br />Valentine, bukan budaya kita<br />Sudah banyak tulisan yang membahas tentang hal ini. Kalo kamu rajin browsing internet dan banyak baca artikel di sana, akan terlihat bahwa Valentine bukanlah milik kita. Sedikit mengulas bahwa ada beberapa versi yang menyebutkan darimana asal muasal perayaan VD ini. Ada versi yang mengatakan bahwa hari Valentine adalah perayaan untuk mengenang pendeta Valentino yang mati karena membela keyakinannya. Ada juga yang bilang pendeta ini mati karena membela cinta dua jenis anak manusia padahal gereja telah melarangnya. Bahkan ada versi yang mengatakan bahwa pada tanggal14 Februari ini adalah musim kawin sejenis burung tertentu.<br />Dari sekilas penjelasan di atas, kamu-kamu jadi ngeh kan bahwa sesungguhnya budaya hari Valentine dan merayakannya bukan berasal dari Islam.<br />‘Kan boleh, cuma sekadar ikut merayakan saja. Bukankah ini hari kasih sayang sedunia yang universal?’ Mungkin sebagian dari kamu berdalih begitu.<br />Oke, tapi bagi kaum muslimin, kita udah diwanti-wanti sama Allah Swt. melalui firmanNya:<br /><br />وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً<br /><br />“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS al-Israa [17]: 36)<br /><br />Nah, inilah uniknya Islam. Tidak ada yang namanya sekadar ikut, cuma ngikut atau ikut-ikutan saja. Sebelum melakukan suatu perbuatan, sebagai muslim, kita harus paham apa dan bagaimana Islam menyikapinya. Ini mendidik kamu, para remaja muslim, agar tidak menjadi generasi pembebek. Generasi yang bisanya cuma ikut-ikutan tanpa tahu ilmunya. Islam mengajak kamu untuk cerdas dalam menyikapi sesuatu.<br /><br />Tidak ada kata “cuma” dalam kehidupan seorang muslim. Itu karena tiap perbuatan meskipun itu sebesar debu akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Begitu juga dengan perayaan Valentine. Banyak orang berdalih untuk membenarkan dirinya sendiri ketika ia turut larut dalam perayaan ini. Atau, meskipun ia tidak turut merayakan, tapi ia juga tidak melarang. Walah, ragu-ragu maksudnya? Begitulah, di satu sisi orang seperti ini takut dicap fanatik, tapi di sisi lain ia juga takut dianggap ketinggalan jaman. Jadilah, antara bilang iya dan tidak dalam penyikapannya.<br /><br />Valentine, sarana perusak generasi<br />Rasulullah saw. Bersabda: Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi? (HR. Bukhari Muslim)<br /><br />Bukan karena Rasulullah pinter meramal ketika apa yang dikatakan beliau ternyata benar adanya. Tapi karena beliau khawatir terhadap kebodohan umat yang semakin meluas. Kebodohan inilah yang menjadi penyebab kaum muslim yang seharusnya sebagai umat terbaik, malah menjadi umat pengekor. Dan ternyata, semua itu menjadi kenyataan ketika kita melihat kelakuan remaja-remaja sekarang yang bisanya cuma mengikut budaya Barat.<br /><br />Emang sih, nggak semua yang berasal dari Barat itu buruk. Tapi dalam hal perayaan hari Valentine ini jelas-jelas buruk dan merusak generasi muda. How? Pertama, mulai dari asal muasalnya aja udah jelas-jelas nggak benar menurut pandangan Islam untuk ikut merayakan. Kedua, yang namanya merayakan Valentine, umumnya sama pasangan alias kekasih atau pacar. Ketiga, kalo udah mulai urusan pacar-pacaran begini, mau dibawa kemana hubungan dua anak manusia berlainan jenis kelamin ini? Gaul bebas? Sangat mungkin!<br /><br />See, nggak kekurangan cara musuh Islam untuk merusak kaum muslimin termasuk generasi mudanya. Seiring dengan semakin bebasnya teknologi informasi berupa alat telekomunikasi, budaya merayakan Valentine ini dengan mudah masuk ke kamar-kamar kita. Bisa lewat surat kabar, majalah remaja, radio, TV, internet, HP, dll.<br /><br />Bo’ong besar kalo ada yang bilang bahwa Valentine adalah hari kasih sayang. Kalo memang seperti itu, kenapa juga yang dijadikan sasaran adalah anak-anak muda? Kenapa bukan ibu-bapak kita, kakek-nenek kita? Soalnya jauh lebih strategis merusak generasi yang bakal menjadi penerus peradaban alias pemuda. Kalo pemudanya rusak, ho ho ho, mudah banget merusak sendi lainnya. Betul itu.<br /><br />Valentine, wajah buruk budaya Barat<br />Valentine’s Day diyakini sebagai hari kasih sayang. Ah, masa’ iya sih? Jangan mudah kamu dibodohi oleh slogan semacam ini. Why? Karena kalo beneran mereka yang suka menjajakan Valentine itu memang merayakan kasih sayang, tanya buktinya. Angka perceraian tinggi, anak-anak menjadi rusak karena brokenhome, prostitusi merajalela bahkan disahkan oleh negara, aborsi juga legal, para orang tua ditelantarkan di panti jompo dll. Inikah kasih sayang yang bisa dicontohkan oleh mereka?<br /><br />Lalu sekarang coba tengok ke arah Timur. Irak hancur lebur, muslimahnya jadi korban perkosaan para tentara Barat, anak-anak kecil dan orangtua serta warga sipil dibantai tanpa ampun, negerinya dijajah dan porak-poranda. Belum lagi Afghanistan, Bosnia, Chechnya, bahkan Indonesia. Semuanya dijajah. Bila tidak secara fisik, pastilah secara ekonomi dengan hutang yang diwariskan pada anak cucu kita. Secara budaya, salah satunya adalah memaksakan perayaan Valentine ini ke generasi muda kita. Waspadalah! Waspadalah!<br /><br />Pheww….ternyata jauh banget ya kenyataan dengan syahdunya lirik lagu di atas? Jaka sembung bawa kebo, nggak nyambung bo’.<br />Masa’ iya sih, setelah tahu hakikat asli wajah buruk di balik Valentine, kamu masih suka-cita menyambutnya? Nyadar euy!<br />Valentine itu hanya sebuah momen bagi para kapitalis yang mata duitan untuk menangguk untung sebanyak-banyaknya. Coklat, boneka, dan bunga jadi laris manis. Begitu juga dengan kartu sok romantis padahal aslinya cuma pingin mendapat kecup manis dari sang gebetan. Walah, naudzubillah banget.<br /><br />Campakkan Valentine!<br />Yo’i, saatnya kita mencampakkan budaya yang jelas-jelas nggak memberi manfaat apa pun pada kita, kaum muslimin. Kalo hanya dengan alasan kasih sayang, Islam adalah sumber dan muara kasih sayang itu sendiri. Mulai dari haramnya aborsi karena setiap anak punya hak hidup, naluri sayang seorang ibu juga dijaga agar tidak dirusak oleh paham atas nama kebebasan. Begitu juga dengan penghargaaan seorang anak yang tinggi untuk menghormati ibu dan bapaknya. Nggak ada konsep penitipan panti jompo dalam Islam. Toh, betapa pun tuanya orangtua kita, merekalah yang dulu pernah melahirkan dan membesarkan kita dengan kasih sayang. Tul kan?<br /><br />Hubungan laki-laki dan perempuan bila ingin berkasih-sayang, ada sarananya. Pernikahan. Di sinilah satu sama lain diajari untuk mengenal kasih-sayang sejati yang diikuti tanggung jawab. Bukan hanya bisa memberi bunga, coklat dan boneka tanpa berani berkomitmen dan maunya sekadar pacaran mulu. Tapi Islam mengajarkan cowok untuk jadi laki-laki sejati, begitu dengan para cewek. Jangan mau digombali hanya dengan rayuan tak bermutu.<br /><br />Bukan hanya dengan sesama manusia, kasih sayang dianjurkan oleh Islam untuk diberikan juga pada makhluk lainnya semisal hewan, tumbuhan dan lingkungan. Hewan boleh disembelih sewajarnya untuk kebutuhan umat manusia. Tidak boleh menyiksa apalagi menyakitinya. Jangan malah kebalik. Banyak orang kafir itu yang tidak mau menyakiti binatang, tapi malah hobi membantai umat manusia terutama kaum muslimin.<br /><br />Tumbuhan juga harus diperlakukan dengan seharusnya. Tidak boleh ada eksploitasi hutan demi memuaskan nafsu para kapitalis yang haus duit.<br />Mereka yang suka gembar-gembor Valentine’s Day dan kasih sayang, malah mereka juga yang enggan untuk melindungi dan menyayangi bumi. Contohnya Amerika tuh yang menolak peduli terhadap efek global warming atau pemanasan global. Ozon yang semakin menipis karena efek rumah kaca, toh itu juga banyak berasal dari negaranya yang penuh dengan gedung bertingkat dan pemakaian freon secara berlebihan.<br /><br />Kalau sudah begini, kamu masih percaya dengan Valentine’s Day adalah hari kasih sayang? Universal pula? Naif banget kalo iya. Moga aja dengan artikel sederhana ini kamu tersadar akan bualan nggak bermutu tentang makna kasih sayang. Cukup Islam saja sebagai tolok ukur dalam seluruh perbuatan kita. Insya Allah pasti selamat dunia-akhirat. Dijamin!<br /><br />So, mari kita campakkan Valentine dan ambil Islam saja sebagai the way of life yang penuh kasih sayang. Yuk, kaji Islam biar cerdas dan takwa. Setuju?????<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">sumber: www.dudung.net</span><br /><br />vivid/2006salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-30662876175366504802008-02-03T19:22:00.003+07:002008-02-18T10:31:50.583+07:00Renungan 2<p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: center" align="center"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:arial;" >JALAN DAKWAH…………….</span><span style="LINE-HEIGHT: 150%"><?xml:namespace prefix = o /><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%"><span style="font-family:arial;"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%"></span><span style="LINE-HEIGHT: 150%"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" >Jalan dakwah memang bukanlah jalan yang mulus bertabur bunga.</span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" >Tetapi ia adalah jalan yang panjang yang penuh onak dan duri. </span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" >Jalan ini tidak mudah dilalui, kecuali oleh orang-orang yang ikhlas di dalamnya. </span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" >Ia akan menyeleseksi para pengusung dakwah, siapa yang benar-benar ikhlas dan siapa yang hanya berpura-pura. </span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" >Namun, biarpun jalan ini sangat berat, janganlah kalian meninggalkannya. </span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" >Janganlah dunia memalingkanmu dari cahayaNya. </span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" >Jika kalian meninggalkan dakwah, maka jangan cemburu jika ternyata dakwah memilih bersama dengan yang lain.</span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ></span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" >Nb: ukhti fillah, jaga SEMANGAT jihad antum ya. Meskipun kita jauh, hati-hati kita selalu terikat dengan tali ukhuwah. Jadilah seorang MUJAHIDAH yang TANGGUH!! Seorang mujahidah yang tak akan berhenti dalam berjuang, yang tak akan menyerah dengan kegagalan, yang tak akan lemah karena cacian. Ana pesen kepada antum semua, JADILAH AKHWAT YANG LUAR BIASA YA!! Masa depan dakwah ini ada di tangan kita semua. ALLAHU AKBAR!!!</span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Arial Narrow','sans-serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%"><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:Broadway;" ></span><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Times New Roman','serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="LINE-HEIGHT: 150%; TEXT-ALIGN: right" align="right"><u><span lang="EN" style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Times New Roman','serif';" >ANIK RAHMAWATI (UNAIR)</span></u><span style="LINE-HEIGHT: 150%;font-family:'Times New Roman','serif';" ><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-89629496628684003052008-01-31T11:49:00.000+07:002008-01-31T11:53:30.911+07:00“Intan Tetap Intan Walau Dalam Mulut Anjing.”<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebuah peribahasa yang sudah saya hafal sejak saya masih di Sekolah Dasar. Peribahasa ini sangat istimewa buat saya. Nasihat yang mulia tetap saja mulia, dari mulut siapapun nasihat itu terucap.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Setahun lalu secara tidak sengaja saya mendapat kesempatan yang mungkin akan terasa luar biasa bagi sebagian orang. Hari itu, 26 Juli 2006 kurang lebih jam 9.51 saya mendengarkan siaran sebuah stasiun radio yang cukup terkemuka di Jogja. Belum lama saya menyalakan radio, penyiarnya mengatakan bahwa sebentar lagi dia akan melakukan interview by phone langsung dari Los Angeles, Amerika Serikat dengan Brian Littrel. Siapa Brian Littrell? Mungkin anda bertanya-tanya, siapa gerangan dirinya. Bagaimana kalau Brian BSB? Kalo masih bertanya-tanya juga, maka saya yakin Insya4WI anda akan <i style="">ngeh </i>jika saya sebut dia Brian Backstreet Boys. Ya, Backstreet Boys. Boy band yang sangat terkenal di era 90-an. Brian Littrell adalah salah satu personelnya. Dia diwawancara seputar peluncuran album solo terbarunya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Saya menyebut ini kesempatan yang luar biasa bukan karena dia Brian Littrell. Bukan karena dia personel Backstreet Boys. Bukan pula karena album solonya. Meskipun memang saya akui bahwa mendengar suara seorang Brian Littrell dari radio secara langsung adalah suatu hal yang sangat jarang bisa saya alami. Dalam interview yang berlangsung hanya sekitar sepuluh menit itu, ada sebuah momen yang sangat membekas di hati saya. Menjelang akhir wawancara, si penyiar mengatakan bahwa Jogja baru saja terkena gempa bumi kira-kira dua bulan yang lalu. Mendengar apa yang dikatakan si penyiar, Brian sepertinya kaget. Dia sempat speakless beberapa saat. Rupanya dia sama sekali tidak tahu bahwa saat itu di Jogja baru terjadi gempa. Meskipun berbagai negara termasuk negaranya telah mengirim bantuan ke sini. Bahkan di salah satu partai FIFA World Cup 2006, sempat digelar acara mengheningkan cipta bersama untuk para korban gempa jogja sebelum pertandingan dimulai.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p><i style="">“It wasn’t good news”, </i>kata Brian beberapa waktu itu. Dia lalu berbicara lebih panjang lagi. Tentang bagaimana umat manusia harus saling membantu satu sama lain. Bahwa dewasa ini seharusnya negara-negara di dunia makin meningkatkan kerjasama demi kebaikan bersama. Kebaikan seluruh dunia.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Sebuah ekspresi yang sangat tulus dari seorang manusia yang hidup di Amerika. Negara yang pemerintahnya dikritik dan dihujat banyak bangsa di seluruh dunia bahkan oleh rakyatnya sendiri karena dianggap bersikap arogan, menerapkan standar ganda, sok jadi <i style="">global cops </i>dan lain-lain. Mungkin ada orang yang beranggapan kata-kata Brian klise bahkan mungkin memvonis munafik. Brian sendiri tidak sekedar basa-basi. Semasa kecil Brian adalah seorang anak yang kurang beruntung. Ia pernah mengalami kelainan jantung dan hampir saja kehilangan nyawanya. Sekarang dia membina sebuah foundation dengan istrinya untuk menolong anak-anak yang senasib dengannya. Dia telah mengambil “bagian”-nya. Membantu orang lain dengan segenap kemampuannya.littrell</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Saya teringat perkataan Aa’ Gym dalam salah satu ceramahnya. Saat itu beliau menggunakan Mother Theresa sebagai contoh orang yang dengan tulus mau membantu orang yang berada dalam kesusahan. Lalu beliau berkata, “Mungkin ada yang bertanya mengapa saya mengambil orang yang bukan Islam sebagai contoh. Saya akan balik bertanya,kenapa tidak? Kenyataannya memang begitu, kok?!”<span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Ikhwati fillah, yang ingin saya coba katakan di sini sebenarnya adalah kita tidak perlu malu, segan atau enggan mengambil contoh kebaikan, dari manapun asalnya. Bahkan dari orang yang paling kita benci sekalipun. Ketika kita mendengar perkataan orang seperti Brian, tidak perlu kita menyanggah atau menimpalinya hanya karena dia orang Amerika. Kalau Brian sendiri dan mungkin sebagian besar warga AS yang peduli ditanya pendapatnya tentang invasi tentara AS ke Irak atau penjajahan Israel di Palestina, belum tentu ia termasuk orang yang mendukung. Tidak perlu lalu kita mengatakan, “Ah, munafik. Nyatanya pemerintah Amerika mengirim bantuan untuk Israel. Mungkin saja dana yang dipakai AS untuk membantu Israel sebagian bersumber dari pajak yang dibayar Brian. Sebenarnya, Brian sendiri secara tidak sadar sudah berperan dalam terjadinya tragedi demi tragedi di dunia Islam selama ini. Jadi buat apa dia bicara soal kemanusiaan?!”</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Berbagai ungkapan ketus mungkin keluar dari mulut kita. Begitu juga ketika orang di luar Islam memberikan contoh yang mulia kepada kita dalam hubungan sesama manusia. Mulia dalam pandangan manusia kebanyakan, dan mulia dalam perspektif Islam. Beberapa orang dari kita yang kurang bisa berlapang dada, mungkin di dalamnya termasuk diri saya sendiri cenderung menyikapi dengan negatif. ”Tidak perlu cari contoh dari luar Islam. Emangnya di dalam Islam nggak ada orang yang bisa dicontoh?! Paling mereka berbuat begitu karena ingin menarik perhatian kita saja, untuk kemudian menjerumuskan kita!”</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ikhwati fillah, tentu saja kita tidak kekurangan figur yang bisa dijadikan contoh.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Namun, jika memang ada orang di luar Islam yang mampu memberi contoh yang baik bagi kita, misalkan saja etos kerjanya yang tinggi, atau ketekunannya dalam menuntut ilmu, tentu kita tidak perlu takut untuk menirunya. Mengapa harus takut? Apakah dengan mencontoh etos kerjanya, lalu serta merta kita mengikuti Aqidahnya? Tentu saja tidak. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Nasehat yang mulia dan contoh yang baik bisa datang di mana saja, kapan saja dan dari mulut siapapun. Kadang dari orang yang sangat kita hormati, dan bisa saja dari orang yang sangat kita benci. Ketika datang nasehat yang baik bagi kita, berlapang dadalah untuk mendengarkan dan melaksanakannya. Siapapun yang mengatakannya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Ketika mungkin kita punya teman yang berpenampilan sangat tidak enak dipandang menurut kita misalnya. Gaya rambut Mohawk, telinga, alis, dan lidah ditindik, celana sobek-sobek dan seterusnya namun ternyata sangat jujur, maka lihatlah kejujurannya terlebih dahulu sebelum melihat dandanannya. Contoh kejujurannya tanpa mencontoh gaya berpakainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Ketika mendengar perkataan Brian. Jangan lihat dia sebagai orang Amerika. Toh tidak semua American memilih dan mendukung Bush. Bahkan kalau diadakan angket bagi seluruh penduduk dunia tentang siapa tokoh dunia yang karakternya paling mirip Bush, sebagian besar orang mungkin akan menjawab Hitler. Lalu sebagian yang lain menjawab Mussolini atau Slobodan Milosevic. Lihat dan dengarkanlah himbauan Brian yang sangat mulia. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Intan tetap intan, walau dalam mulut anjing. Tentu saja saya tidak bermaksud menyamakan siapapun dengan anjing di sini. Ini hanyalah ungkapan yang ekstrim serta hiperbolis untuk menggambarkan secara singkat apa yang ingin saya katakan dan apa yang saya maksudkan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>“Dengan perdamaian dan persaudaraan, Insya4WI dunia jadi lebih baik.”</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p>“Perang adalah pelecehan terbesar terhadap intelektualitas manusia”</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p>“Palestina milik muslim sedunia”</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p>“Allahuakbar !”</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p>Wallahu a’lam bish-showab.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-weight: bold;">Angga/2005</p>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-77391672190282705672008-01-10T16:52:00.000+07:002008-01-10T16:57:35.082+07:00Renungan 1<div align="center"><br />RENUNGAN UNTUK SAUDARAKU.....................!!!!!!!</div><div align="left"><br />“ Orang yang besar tanpa tarbiyah, orang yang meningkat tanpa komitmen dan orang yang mempunyai amanah tanpa kemampuan dan kompetensi, akan menjadi beban berat bagi da’wah ini.”<br /> <br /> Ikhwah fillah, da’wah ini semakin lama semakin menuju ke tahapan yang lebih tinggi, dan seiring dengan itu semua, semakin menuntut pengorbanan yang lebih tinggi pula dari para jundi-jundinya. Bukan pengorbanan yang parsial tapi pengorbanan yang total.<br /> Akan tetapi, akhir-akhir ini kita sering sekali menjumpai seorang ikhwah (bisa jadi kita sendiri) yang sebelumnya begitu aktif bersama-sama dalam jama’ah ini, tetapi kemudian semangatnya justru meluntur seiring dengan bertambahnya usia. Alasannya banyak : “Afwan ukh, ana ada acara lain “ (apakah agenda da’wah ini bukan acara!!!)… “Afwan ukh, ana sedang banyak masalah” ( apakah hanya antum yang punya masalah!!!) dan beribu alasan yang lainnya. Alasan-alasan ini muncul karena berbagai sebab, bisa karena tidak puasnya (tsiqoh) jundi atas keputusan qiyadahnya atau malah bisa karena pada saat aktif berda’wah dulu, ada orientasi lain selain mengharap keridloan ALLAH (naudzubillah. Dan ini yang seringkali ada pada aktivis da’wah kampus!!!) </div><div align="left"> Semoga kita tidak termasuk kategori yang diatas, jika memang iya, segera bertaubat dan luruskan kembali niat kita…tidak ada kata terlambat!!!<br /> Ikhwah fillah, semoga dalam setiap jiwa kita senantiasa terpancang azzam :<br />“ Jika ada seribu orang berjihad, satu orang diantaranya adalah aku. Jika ada seratus orang berjihad, satu orang diantaranya adalah aku. Jika ada sepuluh orang berjihad, satu orang diantaranya adalah aku dan jika hanya satu orang yang berjihad maka itu pasti aku. Jika tidak ada seorangpun yang berjihad, maka kemenangan telah menjadi milik islam atau aku telah syahid di jalannya “<br />Sehingga semakin tua usia kita terutama usia tarbiyah, maka semakin besar pengorbanan yang kita berikan untuk da’wah ini, tidak malah menjadi apa yang dikatakan oleh salah seorang ustad :<br />“ Semakin tua usia tarbiyah seseorang, akan semakin mudah baginya mencari-cari alasan untuk tidak mengikuti agenda jama’ah”<br /> Ikhwah fillah, semoga Allah senantiasa menjaga azzam dan niat kita untuk senantiasa berada di jalan da’wahnya serta semakin menguatkan ikatan persaudaraan kita di jalan ini.Amiin..Wallahua’lambisshawwab</div><div align="left"> </div><div align="left"> </div><div align="left">Anik rahmawati_UNAIR<br /> </div>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-64545749852469875902008-01-10T16:28:00.000+07:002008-01-10T16:33:26.949+07:00Refleksi Tahun BaruAssalamualaikum wr.wb<br /><br />Refleksi tahun baru<br /><br />Teruntuk: Aku sendiri dan saudaraku di jalan Allah, seorang manusia pembelajar sejati<br /><br />Saya jadi bingung mau nulis apa ketika sudah di depan meja komputer ini...Padahal artikel sudah saya rancang tadi....<br /><br />Tapi apapun itu, sebagai seseorang yang tengah memperdalam pengetahuan Islam, harusnya kita rayakan sebuah tahun yang baru ini....<br /><br />Setahun sudah berlalu, dan kini kita menginjak Muharram lagi, di tahun yang baru, 1429 Hijriyah. Tapi kita tak perlu merayakannya secara besar-besaran seperti apa yang kebanyakan orang lakukan bukan?! Itu jelas, kita semua sudah tahu..<br /><br />Cukup dengan refleksi.......(bukan pijat lo ya...)<br />Saya tidak tahu apakah kita semua berhasil melakukan suatu perubahan atau tidak. Namun di lubuk hati saya yang terdalam, ada sebuah keyakinan bahwa saudara-saudara yang saya temui di jalan Allah ini, adalah seorang manusia-manusia pembelajar sejati yang senantiasa melakukan perbaikan diri demi tegaknya dakwah Islam.<br /><br />Untuk itulah, dengan segenap hati, maka seharusnya di tahun yang baru ini kita terus meningkatkan sikap pembelajar itu. Belajarlah untuk tahu, belajarlah untuk mengerti, belajarlah untuk peduli, belajarlah untuk memulai dari yang dini kemudian semakin meninggi, belajarlah untuk sebuah kesederhanaan.....<br />Hanya dengan sikap sederhana, melakukan segalanya untuk Allah semata, maka kita akan meraih segalanya....<br /><br />Dan belajarlah dengan HATI..........<br /><br />Maka, untuk manusia-manusia pembelajar sejati ini, kupanjatkan doa dan harapan sepenuh hati<br /><br /><br /><div align="center"><strong>Teruslah Berjuang di Jalan Allah......</strong></div><br /><div align="center"><strong>" Selamat Tahun Baru Hijriyah 1429 "<br /></strong></div><br />Warnet, 1 Muharram 1429 H<br />DeeNar<br />class of 2k7salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-13996531089627547852007-12-22T10:48:00.000+07:002007-12-22T11:06:31.415+07:00PENENTUAN IDUL ADHA<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk idul Fitri. Madzhab Syafi’I menganut ru’yat local, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hambali menganut ru’yat Global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum muslimin. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum muslimin sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Namun khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya seluruh ulama Madzhab (Hanafi, Malii, Syafi’I, dan Hambali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha. Ru’yat yang dimaksud adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Oleh sebab itu, kaum muslimin dalam sejarahnya senantiasa berIdul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir (oleh orang banyak yang mustahil sepakat bohong) bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ Rasyidin, Umawiyin, Abbasiiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang. Namun, meskipun penetapan Idul Adha ini sudah ma’luumun minad dini bidi dilaruurah (telah diketahui secara pasti sebagai bagian integral ajaran Islam), anehnya pemerintah Indonesia<span style=""> </span>dengan mengikuti fatwa sebagian ulama telah berani membolehkan perbedaan Idul Adha di Indonesia. Jadilah Indonesia sebagai satu-satunya Negara di muka bumi yang tidak mengikuti Hijaz dalam berIdul Adha. Sebab Idul Adha di Indonesia seringkali jatuj pada hari pertama dari hari Tasyriq (tanggal 11 Dzulhijjah), dan bukannya pada yaumun-nahr atau hari penyembelihan kurban (tanggal 10 Dzulhijjah).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Kewajiban kaum muslimin untuk berIdul Adha (dan BerIdul Fitri) pada hari yang sama, telah ditunjukkan oleh banyak nash-nash syara’. Diantaranya adalah sebagai berikut.<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 14.2pt; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Berlin Sans FB";"><span style="">(1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Hadist Aisyah RA, beliau berkata “Rasulullah SAW telah bersabda:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">“Idul Fitri adalah hari orang-orang (kaum muslimin) berkata. Dan Idul Adha adalah hari orang-orang menyembelih kurban.”<span style=""> </span>(HR At Tirmidzi)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Imam At Tirmidzi meriwayatkan hadist yang serupa dari sahabat Abu Hurairah RA dengan lafal: “ Bulan Puasa adalah bulan mereka (kaum muslimin) berpuasa. Idul Fitri adalah hari mereka berbuka. Idul Ahda adalah hari mereka menyembelih kurban. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Imam At Tirmidzi berkata, “Sebagian ahlul ‘ilmi (ulama) menafsirkan hadist ini dengan menyatakan: “Sesungguhnya makna shaum dan Idul Fitri ini adalah yang dilakukan bersama-sama jama’ah (masyarakan muslim di bawah pimpinan Khilafah/imam) dan sebahagian basar orang.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Hadist di atas secara jelas menunjukkan kewajiban berpuasa Ramadhan, berIdul Fitri, dan berIdul Adha bersama-sama orang banyak, yaitu maksudnya bersama kaum muslimin pada umumnya, baik tatkala mereka hidup bersatu dalam sebuah Negara khilafah seperti dulu, maupun tatkala mereka hidup bercerai berai dalam kurungan Negara-kebangsaan seperti saat ini setelah hancurnya khilafah di Turki tahun 1924.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Maka dari itu, seorang Muslim tidak dibenarkan berpuasa sendirian, atau berbuka sendirian (BerIdul Fitri dan berIdul Adha sendirian). Yang benar, dia harus berpuasa, berbuka dan berhari raya bersama-sama kaum muslimin pada umumnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Berlin Sans FB";"><span style="">(2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata : “Sesungguhnya Amir (wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata :<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">“Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud)<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah nabi SAW kepada Amir (wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat. Di samping itu Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlal, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah) harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah (Khilafah), penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslimin, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’. Dalam keadaan demikian, kaum muslimin seluruhnya di dunia wajib berIdul Adha pada yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah hai di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari hari Tasyriq) seperti di Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Berlin Sans FB";"><span style="">(3)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata :<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">“Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah.”<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’I berkata:<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">“Disunahkan berpuasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) bagi mereka yang ukan jamaah haji.”<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum muslimin. Sebab, jika disyariatkan puasa bagi selain jamaah haji pada hari Arafah (tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu.<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Karena itu, atas dasar apa kaum muslimin di Indonesiaberpuasa Arafah justru pada hari penyembelihan kurban di Makkah (10 Dzulhijjah), yang sebenarnya adalah hari raya Idul Adha bagi mereka? Dan bukankanh berpuasa pada hari raya adalah perbuatan yang haram? Lalu atas dasar apa pula mereka sholat Idul Adha di luar waktunya dan malahan shulat Idul Adha pada tanggal 11 Dzulhijjah (hari pertama dari hari Tasyriq)?Sungguh, fenomena di Indonesia ini adalah sebuah bid’ah yang munkar (id’ah munkarah), yang tidak boleh didiamkan oleh seorang muslim yang masih punya rasa takut kepada Allah dan azab-Nya!<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Sebahagian orang membolehkan perbedaan Idul Adha dengan berlandaskan hadits”<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">“Berpuasalah kalian karena telah meru’yat hilal (mengamati adanya blan sabit), dan berbukalah kalian (berIdul Fitri) karena telah meru’yat hilal. Dan jika terhalang pandangan kalian, maka perkirakanlah!”<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Beristidlal (menggunakan dalil) dengan hadits ini untuk membolehkan perbedaan hari raya (termasuk Idul Adha) di antara negeri-negeri Islam dan untuk membolehkan pengalaman ilmu hisab, adalah istidlah yang keliru. Kekeliruannya dapat ditinjau dari beberapa segi :<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Pertama, Hadits tersebut tidak menyinggung Idul Adha dan tidak menyebut-nyebut perihal Idul Adha, baik langsung maupun tidak langsung. Hadits itu hanya menyinggung Idul Fitri, bukan Idul Adha. MAka dari itu, tidaklah tepat beristidlal dengan hadits tersebut untuk membolehkan perbedaan Idul Adha berdasarkan perbedaan manzilah (orbit/tempat peredaran) bulan dan perbedaan mathla’ (tempat/waktu terbit) hilal, di antara negeri-negeri Islam. Selain itu, mathla’ hilal itu sendiri faktanya tidaklah berbeda-beda. <span style=""> </span>Sebab bulan lahir di langit pada satu titik waktu yang sama. Dan waktu kelahiran bulan ini berlaku untuk bumi seluruhnya. Yang berbeda-beda sebenarnya hanyalah waktu pengamatan ini pun hanya terjadi pada jangka waktu yang masih terhitung pada hari yang sama, yang selamanya tidak lebih dari 12 jam.<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Kedua, hadits tersebut telah menetapkan awal puasa Ramadhan dan Idul Fitri berdasarkan ru’yatul hilal, bukan berdasarkan ilmu hisab. Pada hadits tersebut tak terdapat sedikitpun “dalalah”<span style=""> </span>(pemahaman) yang membolehkan pengalaman ilmu hisab untuk menetapkan awal bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Sedngkan hadits nabi yang berbunyi : “(…. Jika pandangan kalian terhalang), maka perkirakanlah hilal itu!” maksudnya bukanlah perkiraan berdasarkan ilmu hisab, melainkan dengan menyempurnakan bilangan Sya’ban dan Ramadhan sejumlah 30 hari, bila kesulitan melakukan ru’yat.<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Ketiga, Andaikata kita terima hadits tersebut juga berlaku untuk Idul Adha dengan jalan Qiyas, padahal Qiyas tidak boleh ada dalam perkara ibadah, karena ibadah bersifat tauqifiyah, maka hadits tersebut justru akan bertentangan dengan hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, yang bersifat khusus untuk Idul Adha dan manasik haji. Dalam hadits tersebut, nabi SAW telah memberikan kewenangan kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan ru’yat bagi bulan Dzulhijjah dan untuk menetapkan waktu manasik haji berdasarkan ru’yat penduduk Makkah (bukan ru’yat kaum muslimin yang lain di berbagai negeri Islam).<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Berdasarkan uraian ini, maka Indonesia tidak boleh berbeda sendiri dari negeri-negeri Islam lainnya dalam hal penentuan hari-hari raya Islam. Indonesia tidak boleh memandang ijma’ (kesepakatan) seluruh kaum muslimin di seantereo pelosok dunia, karena seluruh Negara menganggap bahwa tanggal 10 Dzulhijjah ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Hijaz. Sungguh, tak ada yang menyalahi ijma’ kaum uslimin itu, selain Indonesia!<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Lagipula, atas dasar apa hanya Indonesia sendiri menentang ijma’ tersebut dan berupaya memecah belah persatuan dan kesatuan kaum muslimin? Apakah Indonesai besambisi untuk menjadi Negara pertama yang memelopori suatu tradisi buruk (sunnah sayyi’ah) sehingga para umaro’ dan ulama di Indonesia akan turut <span style=""> </span>memikul dosanya dan dosa dari orang-orang yang mengamalkannya hingga hari kiamat nanti?<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Kita percaya sepenuhnya, perbedaan hari raya di Dunia Islam saat ini sesungguhnya berpulang kepada perbedaan pemerintahan dan kekuasaan Dunia Islam, yang terpecah belah dan terkotak-kotak dalam 50-an lebih Negara kebangsaan yang direkayasa oleh kaum penjajah yang kafir.<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Kita percaya pula sepenuhnya, bahwa kekompakan, persatuan, dan kesatuan Dunia Islam tak akan terwujud, kecuali di bawah naungan Khilafah Islamiyah Rasyidah. Khilafah ini yang akana mempersatukan kaum muslimin di seluruh dunia serta akan memimpin kaum muslimin untuk menjalani kehidupan bernegara dan bermasyarakat berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Insya Allah cita-cita ini dapat terwujud tidak lama lagi…!!!!<o:p></o:p></span></p> <p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">Ya Allah, kami sudah menyampaikan, saksikanlah !<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">(Sumber: Muhammad Shiddiq Al-Jawi)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Berlin Sans FB";">VIVID / 2006<o:p></o:p></span></p>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-21062263497533721702007-12-14T14:50:00.000+07:002007-12-14T14:51:38.939+07:00Nenek Pertama Pelaku Mati SyahidAku persembahkan jiwa raga ini untuk Allah, Palestina dan Al-Aqsha. Aku berharap Allah dapat menerima amal ibadahku ini. Aku juga berkorban demi para tawanan Palestina. Selanjutnya aku sampaikan salam untuk Abul Abad (Haneya) dan Al-Dhaif (Komandan AL-Qossam).<br /><br />Perkataan terakhir inilah yang disampaikan Syahidah Hj Fatimah Al-Najjar (57 tahun). Ia mengakhiri hidupnya dengan pengorbanan dan kecintaan pada negerinya. Sebagaimana Ia telah menanamkan kecintaaan mati syahid pada anak-anaknya, beberapa saat sebelum ia betemu dengan Tuhannya, ketika ia meledakan dirinya di tengah serdadu Israel di Beth Hanon, Jalur Gaza.<br />Ummu Muhammad Fatimah Al-Najar adalah nenek pertama yang melakukan operasi mati syahid. Ia adalah salah satu sekian banyak dari para ibu yang sering kali menyaksikan pembantaian terhadap anak-anaknya, kehormatanya dirusak, rumahnya dihancurkan, pepohonannya ditumbangkan dibawah pantauan masyarakat dunia yang membisu. <br />Maka dengan keberanian yang membaja ia tampil membela negaranya dan mendahului para syuhada lainya.<br />Ummu Muhmmad teleh mengorbankan jiwa dan raganya di jalan Allah setelah sebelumnya ia serahkan rumahnya menjadi korban kemarahan serdadu Israel pada intifadhah yang lalu. Padahal rumah tersebut adalah tempat perlindungan para pengungsi Palestina yang diusir dari tanah airnya oleh Israel. Ia juga telah merelakan anak-anaknya menjadi tawanan mendekam di penjara-penjara Israel.<br />Dalam penuturannya Ummu Muhammad menyampaikan, operasi jihadnya ini adalah bagian kecil dari sejumlah operasi jihad lainya, yang akan segera dilakukan oleh para mujahid dan mujahidah Palestina. Tunggulah pembalasan Al-Qossam yang akan mengguncangkan wilayah kalian dengan idzin Allah. Jalur Gaza akan menjadi kuburan kalian, wahai para pengecut Israel. <br />Fatimah AL-Najar atau dikenal dengan nama Ummu Muhammad adalah ibu dari tujuh anak laki-laki dan dua anak perempuannya. Ia telah bergabung dengan barisan para pelaku syahid lainya. Ia telah mampu meluluhlantakan pengepungan Israel terhadap lebih dari 70 mujahid di Masjid Al-Nasher Beth Hanon.<br />Salah seorang anaknya menuturkan, ibunya selalu mengikuti aksi demo yang dilakukan oleh gerakan Hamas, disamping itu, ia juga ikut dalam berbagai kegiatan social lainya. Ia telah mendidik anak-anaknya untuk senantiasa berpegang pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Ia juga selelu berdo’a kepada Allah agar diberi kesempatan mati syahid.<br />Dalam salah satu pesan terakhirnya, Ummu Muhammad menyebutkan, dirinya telah menyerahkan jiwa dan raganya untuk Allah, Negeri Palestina dan Al-Aqsha. <br />Dan dalam rekaman yang disebarkan salah satu media Islam, Ummu Muhammad berkata, saya meminta kepada Allah agar dikumpulkan dengan para syuhada di Surga Naim. Aku juga berdo’a semoga Allah memberikan hidayah kepada anak-anakku dan membimbingnya ke masjid. Aku meminta kepada keluargaku agar membagi-bagikan makanan ketika mendengar kabar kesyahidanku. Sampaikanlah salamku pada Abu Abdi, Isamel Haneya, perdana menteri Palestina dan Muhammad Al-Dhaif, komandan tingi Izzuddin al-Qossam dan kepada para syuhada lainya.<br />Dengan operasi jihadnya ini, Ummu Muhammad telah menciptakan legenda perlawanan yang dilakukan para wanita Palestina, dengan tekad keimananya yang sangat kuat melebihi semua tentara dan singgasana. <br />Dunia dan seisinya lebih kecil menurut pandanganya dari pada membiarkan negara tetap terjajah, warganya teraniaya oleh musuh Israel laknatullah.<br /> <br />Wassalamu'alaikum.....<br />IFFAH FAISAH-2006salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-87977816422158551922007-11-21T18:28:00.000+07:002007-11-21T18:37:01.625+07:00/OPEN MIND\Apa kabar sahabatku... ??<br />Lama nian kita tak jumpa dan tak<br />bertegur sapa<br />Saya yakin bukan karena kebencian<br />diantara kita<br />Sayapun yakin bukan karena apa - apa...<br />Tapi rutinitas kesibukan yang tlah<br />menjebak kita<br /><br />Satu hal sebagai bahan renungan kita...<br />Tuk merenungkan indahnya malam pertama<br />Tapi bukan malam penuh kenikmatan<br />duniawiah semata<br />Bukan malam pertama masuk ke peraduan<br />Adam dan Hawa<br /><br />Justeru malam pertama perkawinan kita<br />dengan Sang<br />Mauuut<br />Sebuah malam yang meninggalkan isak<br />tangis sanak<br />saudara<br />Hari itu...mempelai sangat dimanjakan<br />Mandipun...harus dimandikan<br />Seluruh badan kita terbuka....<br />Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .<br />Tak ada sedikitpun rasa malu...<br />Seluruh badan digosok dan dibersihkan<br />Kotoran dari lubang hidung dan anus<br />dikeluarkan<br />Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi<br />kapas putih...<br />Itulah sosok kita....<br />Itulah jasad kita waktu itu<br /><br />Setelah dimandikan.. .,<br />Kitapun kan dipakaikan gaun cantik<br />berwarna putih Kain<br />itu ...jarang orang<br />memakainya..<br />Karena bermerk sangat terkenal bernama<br />Kafan Wewangian<br />ditaburkan ke baju<br />kita...<br />Bagian kepala..,badan. .., dan kaki<br />diikatkan<br />Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah kita<br />Keranda pelaminan... langsung disiapkan<br />Pengantin bersanding sendirian...<br /><br />Mempelai di arak keliling kampung<br />bertandukan tetangga<br />Menuju istana<br />keabadian sebagai simbol asal usul kita<br />Diiringi langkah gontai seluruh keluarga<br />Serta rasa<br />haru para handai<br />taulan<br />Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan<br />kalimah kudus<br />Akad nikahnya bacaan talkin...<br />Berwalikan liang lahat..<br />Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah<br />tiba duluan<br />Siraman air<br />mawar..pengantar akhir kerinduan<br /><br />dan akhirnya.... .<br />Tiba masa pengantin..<br />Menunggu dan ditinggal sendirian...<br />Tuk mempertanggungjawab kan seluruh<br />langkah kehidupan<br /><br />Malam pertama bersama KEKASIH..<br />Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah<br />Di kamar bertilamkan tanah..<br />Dan ketika 7 langkah tlah pergi....<br />Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...<br />Kita tak tahu apakah akan memperoleh<br />Nikmat Kubur...<br />Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur.....<br />Kita tak tahu...dan tak seorangpun yang<br />tahu....<br />Tapi anehnya kita tak pernah galau<br />ketakutan... .<br />Padahal nikmat atau siksa yang kan kita<br />terima<br />Kita sungkan sekali meneteskan air mata...<br />Seolah barang berharga yang sangat mahal...<br /><br />Dan Dia Kekasih itu..<br />Menetapkanmu ke syurga.. Atau<br />melemparkan dirimu ke<br />neraka..<br />Tentunya kita berharap menjadi ahli<br />syurga...<br />Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap<br />kita selama<br />ini...<br />Untuk disebut sebagai ahli syurga ?????????<br /><br />Sahabat...mohon maaf...jika malam itu<br />aku tak<br />menemanimu<br />Bukan aku tak setia...<br />Bukan aku berkhianat.. ..<br />Tapi itulah komitmen azali tentang hidup<br />dan kehidupan<br />Tapi<br />percayalah.. .aku pasti kan mendo'akanmu. ..<br />Karena ...aku sungguh menyayangimu. ..<br />Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang<br />kau duga<br />Aku berdo'a...semoga kau jadi ahli<br />syurga. Amien<br /><br />Sahabat..... , jika ini adalah bacaan<br />terakhirmu Jika<br />ini adalah renungan<br />peringatan dari Kekasihmu Ambillah<br />hikmahnya... ..<br />Tapi jika ini adalah salahku...maafkan<br />aku....<br />Terlebih jika aku harus mendahuluimu. ...<br />Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku<br />Yang pasti pernah menyakiti atau<br />mengecewakanmu.....<br /><br /><br /><br /><br />Joko Santoso (’07)salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-35891847913427013222007-11-10T10:51:00.000+07:002007-11-10T10:52:42.664+07:00HaNya CinTa YaNg BisA MeNguBah Dunia.....CiNta...<br />AnuGraH TerIndah yg DiBeRiKan Allah KepaDa Kita<br /><br />CiNta....<br />JaLan yg DiriDhoi Allah, DiManA paRa PeJuang BeKerJa<br /><br />CinTa...<br />Yang MaMpu MeMbuaT dUNia BisA BerUbah....<br /><br />Cintailah sesuatu, maka kau akan berjuang untuknya....<br /><br />Betulkah itu???Coba saja...Cinta yang Bisa membuat Gandhi dengan tubuh kecilnya berusaha melindungi bangsa dan negaranya dari cengkraman Inggris, Cinta yang bisa membuat Tariyem, ibu dari Amrozi merelakan dengan ikhlas hukuman mati bagi sang anak tanpa airmata yang sedikitpun menetes dari matanya, Cinta dalam cakupan makna luas adalah yang membuat Rasulullah dan generasi terbaiknya mampu menjadi Rahmatan Lil Alamin. Itu juga, karena Allah begitu mencintai kita.<br /><br />Maka mencintalah agar kau bahagia. Ini terlepas dari cinta yang kausertai "nafsu". Cintailah Rabbmu maka kau akan dekat denganNya. Cintailah Rasulmu maka kau akan selalu menirunya. Cintailah keluargamu, orang tuamu, teman-temanmu, saudara-saudaramu maka kau akan berusaha membahagiakan mereka. Dan cintailah tanah airmu maka kau akan berjuang untuknya.<br /><br />Manakah yang sudah kita lakukan???Cinta karena nafsukah itu?yang sering ada pada diri kita. Sekali lagi,Cinta karena nafsu mampu menghancurkanmu, membuatmu gila, merebut smua pikiran dan tenagamu. Akankah ia merubah dunia???<br /><br />Sahabat, ini saatnya kita-saya dan antum-luruskan segala niat. menyucikan segala cinta yang ada agar ia mampu merubah dunia Kitalah agen perubahan bangsa, penentu langkah moral negara,memegang pergerakan agama.<br /> <br />Saya bilang kita-saya,antum yang sorang aktivis dan saudara2 yang masih awam. Marilah belajar mencinta dari manusia paling mulia....<br />Marilah meraih cita dengan kesejukan cinta di hati kita....<br />Damn Marilah kita bagi cinta itu...agar RisalahNya akan terus menyinari seluruh alam raya ini<br /><br /><br /><br /><br /><br />Asrama,031107<br />Catatan di kala aku tersadar, bahwa yang membenci kita sekalipun,<br />harus kita cintai.....<br /><br />Dinar Ulfi<br />smada AE class of 2007salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-50640003580336677092007-10-30T00:10:00.000+07:002007-10-30T00:11:38.431+07:00Comments ??Assalamu'alaikum Wr.Wb.<br /><br />Ba'da tahmid washalawat.<br /><br />Ikhwah fillah Rahimahullah.<br />Kalo ada yang mau bertanya atau memberikan komentar tentang artikel yang dimuat di SALAMSMADA, silakan klik link <span style="font-weight: bold;">comments</span> yang terdapat di bagian bawah artikel yang ingin antum komentari.<br /><br />Akan muncul window baru untuk menulis komentar. Silakan menuliskan komentar, pertanyaan, uneg-uneg atau apapun yang berkaitan dengan artikel yang bersangkutan pada bidang yang telah disediakan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Yang Perlu Diperhatikan :<br /></span>Setelah selesai menulis komentar, di bagian <span style="font-weight: bold;">Choose an identity</span>, silakan pilih kategori <span style="font-weight: bold;">Other</span>. Tulis nama dan tahun kelulusan antum dari SMA 2 Madiun di bagian <span style="font-weight: bold;">NAME</span> jika antum adalah alumni SMA 2 Madiun. Jika antum bukan alumni SMA 2 Madiun, cukup tuliskan nama antum saja. Tulis Web Address antum di bagian <span style="font-weight: bold;">YOUR WEB PAGE</span> jika antum memiliki Website. Jika tidak, maka kosongkan saja bagian ini. Setelah selesai, selanjutnya klik <span style="font-weight: bold;">PUBLISH YOUR COMMENT</span>.<br /><br />Jika antum ingin melihat komentar yang sudah antum tulis, maka klik kembali link <span style="font-weight: bold;">comments </span>yang telah antum klik di awal tadi.Cukup mudah bukan??!<br />Ana sangat mengharap selain mengirim artikel, teman-teman juga bersedia menulis komentar untuk artikel dari penulis lain yang dimuat di BLOG ini, agar SALAMSMADA menjadi lebih "HIDUP". Ada yang mau berdebat??? Silakan! :-)<br /><br />Untuk mempererat tali silaturahim, dimohon dengan sangat untuk tidak memilih kategori <span style="font-weight: bold;">Anonymous</span> di bagian <span style="font-weight: bold;">Choose an identity</span>. Karena jika antum memilih kategori ini, maka nama penulis komentar tidak dapat ditampilkan.<br /><br />Akhirnya, untuk kesekian kalinya ana berharap dan memanjatkan do'a agar apa yang kita lakukan ini bernilai ibadah, sehingga kita dapat meraih ridha Allah azza wa jalla. Amin.<br /><br />Jazakumullah Khairan.<br />Wassalamu'alaikum Wr. Wb.<br /><br />ADMIN.salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-36923211.post-75257858899833338992007-10-29T17:31:00.001+07:002007-10-29T17:56:46.559+07:00LEBARAN... (sebuah renungan)<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" >Takbir menggema. Menyeruak di tengah hiruk pikuk kehidupan kota yang tak pernah mati. Memecah kesunyian rumah-rumah di tepi pegunungan. Beradu dengan ombak yang berdebur di perkampungan nelayan pinggir pantai. Hati sedih berpisah dengan sang kekasih, bulan penuh rahmat, ramadhan. Namun senyum terukir di ujung bibir, menyambut hari kemenangan. Hari yang penuh dengan kebahagiaan. Segenap jiwa dan raga bersimpuh. Meninggikan asma Allah, Tuhan semesta alam. Raja dari segala raja. Dzat Maha Rahman dan Rahim, paling pengasih di antara yang asih. Riuh gelak tawa anak-anak kecil yang begitu gembira dengan baju barunya. Derai air mata tak tertahan ketika tangan bertemu tangan dalam balutan tali silaturahim. Terbayang segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Tulus dan ikhlas saling memaafkan. Oh…sungguh din ini mengajarkan segala sesuatu yang paling indah di antara yang indah. Menunjukkan jalan yang lurus. Ujian dalam kesenangan, hikmah di antara kerak-kerak kesusahan dan penderitaan. <span style=""> </span><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" ><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" >Tahun ini, Alhamdulillah, Allah berkenan mempertemukan saya kembali dengan bulan ramadhan dan Idul Fitri. Teringat seorang sahabat yang telah dipanggil-NYA terlebih dahulu karena kecelakaan saat saya dan beberapa orang teman pulang mudik dari Jogja. Ia tidak dapat merayakan lebaran bersama keluarga seperti saya dan kebanyakan orang lain. Lebaran kali ini menjadi sedikit berbeda. Karena ia, salah seorang sahabat yang begitu saya cintai, tiba-tiba saja pergi begitu cepat. Tak ada rasa berat di hati. Hanya doa dan harap terpatri dalam hati. Semoga ia beroleh tempat yang mulia di sisi Rabb seisi bumi. Amin.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" ><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" >Selebihnya, tak ada yang berbeda. Sebagaimana jutaan umat muslim di dunia yang lainnya, saya menjalani "rutinitas" tahunan yang bernama lebaran. Dimulai dari sholat Ied berjamaah di masjid. Kemudian dilanjutkan dengan sungkeman pada kedua ortu saya (hmmm...sangat mengharukan) dan silaturahim ke rumah segenap tetangga dan famili. Walaupun ritual ini merupakan acara tahunan, namun tak pernah sekalipun terasa menjemukan. Derai tangis, gelak tawa, terkadang mewarnai. Membuat Idul Fitri semakin bermakna.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" ><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Namun, apakah suasana gembira, bahagia dan sukacita ini dirasakan juga oleh muslim sedunia ??? Pertanyaan ini begitu mengusik hati saya. Sehingga kemudian saya mencoba mencari jawabannya. Saya mulai dari yang tak begitu jauh dengan kehidupan saya sehari-hari. JOGJA. Seperti apa suasana lebaran di kota yang (kata dosen saya) 10% penduduknya adalah pendatang ini? Tengoklah perkataan seorang teman yang saya tanyai tentang suasana lebaran di rumah ketiga saya ini. <i>"Sepi buanget Dit! Bar sholat Ied kae, terus wong kampung ngumpul salam-salaman. Bar kuwi wis ora ana acara apa-apa. Dalan-dalan yo sepi. Pokoke turu neng dalan wae yo ora bakal ketabrak motor!" </i>("Sepi sekali Dit! Habis sholat Ied, orang-orang berkumpul di satu tempat dan saling bersalaman. Habis itu, udah nggak ada acara apa-apa lagi. Jalan-jalan juga sepi. Tidur di tengah jalan juga nggak bakal ada kendaraan yang nabrak!"). Bagaimanakah jika lebaran kita lewatkan dengan kondisi seperti yang dialami teman saya ini? Akankah kita merasakan kebahagiaan yang luar biasa menyambut lebaran seperti saat kita berkumpul bersama seluruh saudara dan sanak famili di kampung halaman kita? </span></p> <p style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Sekarang kita melangkah lebih jauh. Bagaimana suasana lebaran saudara-saudara kita kaum muslimin di luar Indonesia? Belum lama ini, saya membaca sebuah buletin yang diterbitkan teman-teman aktifis dakwah kampus tentang Ramadhan di Perancis. Perancis adalah salah satu negara Eropa yang cukup banyak penduduk muslimnya. Namun tahukah anda bahwa saudara-saudara kita di sana sangat bergantung pada kalender imsak dan sholat yang diterbitkan Persatuan Umat Muslim Perancis untuk menjalankan ibadahnya? Sahur, sholat, berbuka puasa, semuanya berpedoman pada kalender itu. Ironisnya, meskipun sudah dicetak dalam jumlah banyak, masih ada saudara kita yang kesulitan mendapatkannya. Tidak ada suara merdu para muadzin mengumandangkan adzan seperti yang kita alami setiap hari. Walaupun tentu saja saudara-saudara kita di sana begitu merindukannya. Teman, saudaraku, bagaimana jika kita harus merayakan lebaran di sana? akankah ada kegembiraan seperti yang kita alami saat kita berkumpul dengan handai taulan di kampung halaman?</span></p> <p style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Mari kita lihat sisi dunia yang lain. Dimana api peperangan tak pernah berhenti berkobar hingga saat ini. Palestina. Tempat berdirinya Al-Aqsha. Masjid yang pernah menjadi kiblat umat Islam. Tanah yang terkoyak tangan-tangan keji zionis Israel. Bagaimana kondisi saudara-saudara kita di sana? Tahukah anda bahwa beribu-ribu kaum muslimin, rakyat sipil Palestina harus meringkuk di penjara-penjara Israel tanpa proses peradilan? Tahukah anda berapa banyak bayi-bayi Palestina yang harus terlahir di penjara-penjara zionis? Pernahkah kita peduli? Sekedar mendoakan mereka? Saat kita terbangun di pagi hari dengan sedikit malas untuk makan sahur, mereka terbangun karena tendangan, tamparan, ataupun pukulan laras-laras senjata serdadu zionis. Saat kita bergegas berangkat ke masjid untuk sholat subuh berjamaah, mereka harus menjalani interogasi di kamp-kamp konsentrasi zionis yang tak berperikemanusiaan. Disiksa, dianiaya, dipaksa untuk mengakui perbuatan yang tidak mereka lakukan. Dan saat kita dengan riang gembira berbuka puasa, mereka berbuka dengan darah yang mengalir dari kepala, mata, dan hidung mereka yang membasahi seluruh tubuh.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Akankah kita bahagia jika harus merayakan lebaran di sana ??? </span></p> <p style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">ANGGA/2005</span></p>salamsmadahttp://www.blogger.com/profile/09681559498445290231noreply@blogger.com1