Wednesday, January 31, 2007

LALAT

"Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."
( QS. Al-Hujuraat [49] : 12 )


Ngiung...ngiung...ngiung... seekor lalat terbang hilir mudik. Tampaknya ia sangat bernafsu untuk hinggap di luka yang mulai terinfeksi. Sesekali si pemilik luka, yang ternyata seorang gadis kecil yang cantik, mengibaskan tangannya mengusir lalat "iseng" tadi. Namun, semakin diusir, lalat itu makin penasaran. Pasti lukanya mengasyikkan!,Ujarnya.

Saat yang dinantikan pun tiba. Gadis kecil itu tertidur pulas. Luka yang menganga tak mampu lagi ia jaga. Dengan suka cita lalat itu langsung hinggap di tengah-tengah luka. Dijilatnya darah yang sudah mulai membusuk. Dihirupnya bau amis berkali-kali. Bagi dia, "Surga dunia" tengah dinikmati! Sungguh Menjijikkan.

Itulah lalat. Ia teramat suka hinggap di tempat-tempat kotor. Walaupun ia bertemu dengan gadis kecil nan cantik. Bagi lalat, sungguh tidak menarik kulit putih lagi halus. Tidak menarik pula hidung mancung, lentik bulu mata, lancipnya jari jemari, indahnya rambut hitam yang terurai, merdunya suara dan susunan gigi yang tertata rapi. Ia hanya tertarik pada luka yang membusuk. Itulah LALAT!!!

****************

Hakikatnya, seorang pendengki bagaikan lalat. Ia lebih fokus untuk mencari-cari kekurangan dan aib orang lain walaupun sedikit, daripada mencari kelebihan dan kebaikannya walaupun banyak. Ia sangat senang kalau orang lain berbuat salah. Diselidikinya kesalahan itu untuk kemudian disebarkan kepada sebanyak-banyaknya orang. Mirip lalat tadi, ia lebih tertarik pada sedikit cacat dalam tubuh saudaranya daripada tertarik pada kelebihannya.

Demikian hinanya perbuatan dengki dan membuka aib-aib orang lain, sampai-sampai Allah SWT menganalogikan pelakunya sebagai "pemakan daging saudaranya yang telah mati". Sungguh lebih sadis dibanding sebutan sebagai lalat yang hina.

Difirmankan dalam Al-Quran, "Hai orang-orang yang beriman , jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamumencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang"
(QS. Al-Hujuraat [49]:12).

Saudaraku, jangan sampai kita menyumpahi lalat. Namun kelakuan kita mirip lalat.

############## Anik R.P/ 06 ##############

No comments: