Saturday, November 04, 2006

RENUNGAN 1 SYAWAL 1427 H

Minal aidin wal faidzin….Alhamdulillah, setelah 1 bulan lamanya ditempa ujian di bulan Ramadhan, akhirnya kita berjumpa juga dengan hari yang kita nanti-nantikan, hari kemenangan Umat Muslim di seluruh penjuru dunia, hari di mana umatnya Rasulullah SAW bagaikan terlahir kembali, suci bak seorang bayi, yaitu Hari Raya Idul Fitri (yang mana pada tahun ini sudah memeasuki angka 1427 tahun Hijriyah).
Kalimat-kalimat semacam itu pasti sudah lazim kita dengar&ucapkan ketika memasuki bulan Syawal seperti akhir-akhir ini, namun yang patut menjadi pertanyaan di hati kita masing-masing adalah: Apakah kita benar-benar sudah memperoleh Kemenangan??
Apakah setiap Insan Muslim sudah benar-benar terlahir kembali??
Adapun sejumlah Indikator yang (mungkin) bisa mempermudah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:

1) Maaf Memaafkan
Patut kita syukuri, Budaya Silaturahmi & Saling meminta maaf ke kerabat/famili masih berkembang di masyarakat Indonesia . Bahkan mayoritas dari kita (orang-orang yang masih “hijau” ini, ^-^) sudah memanfaatkan kemajuan teknologi dengan cara mengirimkan SMS Lebaran, atau bahkan memampangkannya di Buletin Board fs. Adapun sebagia lainnya masih menggunakan cara yang “konvensional” dengan cara menelepon / mengirimkan kartu lebaran.
Pada dasarnya, semua hal di atas bertujuan untuk saling memaafkan di antara sesama manusia. Namun maukah kita berhenti hanya sampai tahap saling memaafkan (pada 1-2 Syawal) saja ??, di mana kita masih mudah mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama di kemudian hari??
Pernahkah kita mencoba berfikir, gimana sich, supaya hal tersebut tidak menjadi agenda seremonial/ritual belaka??
Bukankah akan lebih baik, jika ucapan/pernyataaan minta maaf lahir&batin tersebut diikuti dengan itikad serius untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama di masa mendatang??
Lho…., manusia kan gudangnya khilaf (salah)?? Emang benar sich, tapi bukankah sebelum Allah memberikan yang terbaik, kita tetap memiliki kewajiban untuk berusaha melakukan yang terbaik (Q.S. 13:11) à termasuk dalam hal meminimalisir kesalahan.
Oleh karenanya, akan sangat indah bukan, jikalau pernyataan Minal aidin wal faidzin yang keluar dari lisan/tulisan kita, diikuti sikap konsisten untuk berusaha sekuat mungkin tidak mengulangi kesalahan yang sama??

2) Perubahan (pasca Bulan Ramadhan) / Istiqomah
Dalam Q.S. 2: 183, disebutkan tujuan dari Puasa Ramadhan adalah agar kita menjadi manusia yang bertaqwa,….nah lo??
Telah banyak kita saksikan, di bulan Ramadhan yang lalu, Masjid-masjid penuh dengan Jamaah, Tilawah Quran berkumandang di mana-mana, orang-orang tidak lagi sembarangan mengumbar emosi, nafsu, & perilakunya.
Sekali lagi, hal tersebut juga patut kita syukuri, namun kalau kita ingin agar kemenangan tersebut “bertahan lama”, hendaknya kebiasaan-kebiasaan positif seperti itu kita pertahankan pada 11 bulan di luar bulan Ramadhan.
Sebaliknya, jika pasca Ramadhan ini, perilaku&kualitas taqwa kita manurun lagi, maka pantaskah kita ikut merayakan Kemenangan di Hari yang Fitri?? Sudahkah kita mengetahui urgensi dari perayaan Idul Fitri tersebut??
Diharapkan usaha-usaha mempertahankan/meningkatkan kualitas ImTaq pasca bulan Ramadhan dari tiap-tiap indvidu Muslim akan bermuara pada peningkatan kualitas ImTaq masyarakat luas/kemaslahatan umat, karena Ibadah seharusnya memiliki dampak positif secara vertical maupun horizontal, sebagaimana Islam menjadi rahmatil ‘alamin.

3) Kepedulian (ukhuwah Islamiyah)
Pada puasa Ramadhan kemarin, (insya Allah) kita bisa berbuka dengan nikmatnya setelah adzan Maghrib berkumandang. Hem….,lalu pernahkah kita mencoba memikirkan saudarasaudara kita seIman & seAkidah yang kurang beuntung, di mana hampir setiap hari mereka ”berpuasa” tanpa tahu pasti kapan waktu berbuka?? Mereka tidak bertanya “Hari ini, apa yang kita makan?”, tetapi mereka lebih sering bertanya “Hari ini, apa kita bisa makan??”
Secara syariat, Zakat memang dapat menjadi solusi utk saudara-saudara kita tadi, namun hal itu akan berjalan lebih efektif jika kepedulian kita ikut berperan di sini. Lalu, apa dong yang bisa kita lakukan untuk menolong mereka?? Ga rumit-rumit koq jawabannya, hal-hal yang bisa kita lakukan antara lain:
-) Menyisihkan sebagian uang saku kita untuk disumbangkan, bisa melalui kotak amal, atau Acara Sosial/Kemanusiaan lainnya (akan lebih afdol lagi kalo acara2 tersebut juga membawa syiar dakwah Islam)
-) Luruskan&Bulatkan Niat saat Kuliah. Apa maksudnya?? Begini, sebenarnya apa sih yang kita cari dari perkuliahan?? Ga salah sih kalo jawabanya ilmu yang bermanfaat buat cari/bikin lapangan pekerjaan (dengan IP yang memuaskan tentunya). Namun, mengapa tidak kita tanamkan tekad di dalam diri kita, bagaimana agar ilmu&keahlian yang kita dapatkan di kampus, suatu saat berguna untuk masyaralat luas ??Terlebih, kita berkecimpung di bidang engineering (ilmu2 terapan). Dengan begitu, (insy Allah) Kampus dapat menjadi Produsen dari solusi permasalahan bangsa Indonesia .
Itu tadi terkait internal di lingkungan sekitar kita, tapi jangan lupa pren, kita masih punya saudara seIman&seAkidah yang masih tertindas agresor-agresor asing (Q.S. 2: 120), tak lain, tak bukan , mereka adalah bangsa Palestina (pada khususnya), dan bangsa Arab (pada umumnya), yang mana mereka masih ditindas oleh gerakan zionisme Israel .
Ingat pren, Palestina merupakan tanahnya Umat Msulim seluruh dunia yang harus diperjuangkan kedaulatannya (bukankah dunia sudah menyaksikan aman-tenteramnya Palestina ketika masih di bawah kekuasaan Kilafah Islam, kebebasan beragama dihormati&diatur dengan sangat adil, ga seperti sekarang ini….)
Kepedulian diwujudkan ga harus dengan terjun langsung berperang di Timur-Tengah sono koq, tapi bisa dimulai dengan hal-hal kecil kayak: minimalisir penggunaaan prduk-produk yang menjadi penyolong dana dari agresi Militer AS-Israel (meskipun kalau sama sekali ga pakai, kayknya masih susah sih à ini tantangan juga buat kita, gimana bisa bikin produk yang kualitas&pemasarannya dapat menandingi produk-produk asing, okay!!). Jangan lupa, doakan kemenangan Muslim Palestina atas zionisme dalam setiap doa kita. The Last (lagi-lagi masalah dana), kalau ada acara penggalangan dana/namtuan buat saudara-saudara kita di Palestina, jangan sampai ketinggalan buat berpartisipasi ya!!

So, be The Real Winner at syawal 1427 H?? Why Not??

f. cahya nugraha
civil eng GMU
(SMADA angk 05)

1 comment:

Anonymous said...

udah bagus sih materinya.tapi kok ada beberapa salah ejaan ya?
ta....nya kenapa??