Friday, March 09, 2007

Simatupang dan Situmorang

   Dua dari sepuluh karakteristik ideal seorang dai
adalah 'Qowiyyul Jism' dan 'Harisun ala Waqtihi'. Idealnya
seorang yang beraktivitas di jalan dakwah memang harus
mempunyai ciri tersebut. Tapi ada cerita unik tentang dua
orang ikhwan yang kebetulan tinggal satu kamar di sebuah
rumah kost-kostan. Keduanya kuliah di kampus yang sama,
jurusan yang sama, dan kebetulan sama-sama bergabung dalam
LDK yang ada di kampusnya.

Tapi yang menjadikannya berbeda adalah dari segi jam
terbangnya. Sebut saja Nursembaqo, dia setiap hari hampir
jarang ada di kamarnya. Berangkat habis Subuh, kemudian
sore pulang sebentar untuk mengambil sesuatu dan mandi,
lalu pergi lagi dan pulang larut malam. Itupun tidak
setiap hari pulang. Belum lagi kalo pas hari libur atau
sedang kosong, tiba2 ada panggilan dakwah, maka ia
langsung pergi walaupun pukul sebelas malam.

Lain lagi dengan teman sekamarnya si Nunmajenun. Dia
paling sering kelihatan di rumahnya. Atau lebih tepatnya
di kamarnya. Atau lebih pasnya lagi, lebih sering
kelihatan tidurnya. Pagi berangkat kuliah sebagaimana
biasa, dan siang pulang kemudian di rumah terus sampai
esoknya lagi, kecuali satu hari saja untuk 'aktivitas
ngaji' di rumah seorang ustad.

Perbedaan yang sangat frontal ini konon mendapat
perhatian serius dari ikhwah lain yang tinggal sekost
dengan mereka berdua. Akhirnya, walaupun keduanya bukan
dari Batak, mereka sepakat memberi marga di belakang nama
mereka. Simatupang untuk Nursembaqo, yang berarti 'Siang
Malam Tunggu Panggilan', karena aktivitas dakwahnya yang
begitu padat. Sedangkan untuk Nunmajenun diberi nama
Situmorang, yang berarti 'Si Ikhwan Tukang Molor Doang!'


(Abu Farwah, Canda Tawa Ikhwan(Jakarta: FBA Press, 2005),
hal. 12-14.

Pandu D.R./2006

1 comment:

Anonymous said...

Assalamu'alaikum.
mungkin antum semua berkata,"apa-apan ini?" bahkan berkata,"siapa sich admin salamsmada? beginian kok dimuat!"
ana sebagai pengirim ingin menjelaskan. ana mengirim artikel ini karena ana ingin ingatkan bahwa kadangkalanya kita perlu me-refresh pikiran kita,salah satunya dengan joke (yang syar'i tentunya). mungkin saat di kampus kita selalu berpikir serius. memikirkan pelajaran (kuliah), dakwah, atau mungkin permasalahan keluarga (termasuk diri pribadi). nah, untuk mengimbanginya kita harus istirahat sejenak. makanya saat ana kirim artikle ini ana beri judil "Oke... Break!!" jadi, biar kita bisa istirahat sejenak dari permasalahan2 yg serius.
lagipula,Rasul SAW jg senang bercanda. ingat kisah tidak ada orang tua di Syurga khan(yg berarti kita nanti akan muda lagi)???
dan joke ini sebagai muhasabah diri, apakah kita termasuk simatupang ataukah situmorang(na'udzubillah). itu saja penjelasan dari ana. ana minta maaf. wallahu'alam bishowab.
wassalamu'alaikum